Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Kumpulan Berita DPR RI
KELUARGA merupakan institusi yang paling bertanggung jawab terhadap pembentukan benih-benih kematangan dan struktur kepribadian individu.
Anak cenderung mengikuti orangtua mulai kebiasaan hingga perilaku.
Sebagai elemen pendidikan yang nyata, paling dasar, dan berpengaruh, orangtua wajib menjaga titipan Allah SWT itu dengan menjadikan putra-putri mereka tumbuh sebagai sosok yang bertanggung jawab dan berakhlak mulia.
Penanaman nilai-nilai agama diperlukan sedini mungkin.
Salat berjemaah, mengenal beragam doa harian, hingga menghafal Alquran secara berkala wajib dilakukan bersama-sama di rumah.
Dewan Pakar Living Quran, Najeela Shihab, mengatakan pengenalan Islam dimulai sejak proses awal manusia diberi kehidupan.
Namun, memang efektif pengajarannya terjadi pada saat anak sudah mulai aktif berkomunikasi dan berinteraksi.
Living Quran merupakan salah satu kegiatan Pusat Studi Quran (PSQ) yang membuat kurikulum alternatif pendidikan Islam.
"Kami mendukung guru dan orangtua untuk bisa membentuk anak-anak memahami Islam yang baik. Islam yang moderat."
Kalau kita bicara soal intelegensi, sebenarnya itu tidak lepas dari pemahaman agama dengan baik.
Jika secara mental dan emosional kuat, kita sebenarnya punya modal yang kuat juga untuk sukses secara akademik.
Dalam pendidikan Islam, individu diajari selalu berusaha saat menghadapi kesulitan, banyak membaca, dan mencari ilmu.
Jika kita berbicara tentang pendidikan Islam, akhlak perlu menjadi dasar.
Najeela menjelaskan, ada tiga dimensi, yakni akhlak yang berhubungan dengan Allah, dengan manusia, dan dengan alam.
Cara paling efektif mengajarkannya ialah dengan keteladanan.
Banyak orangtua menganggap cara yang benar ialah menasihati. Padahal anak belajar melihat apa yang dilakukan orangtua dan bagaimana mereka diperlakukan.
Jika kita percaya bahwa keutuhan keluarga, komunikasi dalam keluarga sangatlah penting, orangtua harus menyediakan waktu mereka meski dalam keadaan sibuk.
Dalam pendidikan Islam, anak harus hormat kepada orangtua, begitupun sebaliknya.
Orangtua, kalau tidak ingin anak berbohong, tidak boleh berbohong kepada anak, karena karakter anak akan mencontoh lingkungan paling dekat dengan dia.
Di era globalisasi, frekuensi pengajaran Islam pada anak harus lebih sering lagi, misalnya, dalam keseharian dan segala macam perilaku.
Teachable moments terjadi melalui interaksi yang sering dan berulang.
Salah satu contohnya, kata Najeela, bersedekah.
Kita sering mengajari anak untuk bersedekah dan mengatakan,
"Kamu orang baik dan suka memberi." Hal itu, imbuh Najeela, bukan konsep yang benar.
"Seharusnya kita bilang sedekah itu tentang kejujuran. Dalam artian jujur dengan harta yang kita miliki. Ajarkan sedekah bahwa dalam harta kita itu ada hak orang lain."
Hal lain, orang menganggap bahwa anak nakal ialah yang tidak menurut dan sulit dikasih tahu. Dalam Islam, tujuan pendidikan bukanlah membuat anak menjadi penurut.
Tidak adil ketika anak diminta menurut, tetapi dia tidak tahu apa alasannya.
Lalu soal kedisiplinan. Orangtua harus bisa membedakan apa yang diatur dan mana yang anak-anak harus punya pilihan.
Di tengah tantangan yang beragam seperti pergaulan dan kemajuan teknologi, yang sangat diperlukan sebenarnya membuat anak memiliki mental yang kuat dalam menjalani hidupnya.
Salah satu caranya membuat anak bisa percaya diri dan bisa menghargai orang lain.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved