Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
DI rumah, saya punya dua tunggangan, Bella dan Winston. Saya beri nama Bella yang dalam bahasa Italia artinya cantik karena dia berasal dari sana. Winston saya ambil dari nama tengah John Lennon karena dia berasal dari negeri yang sama dengan pentolan The Beatles itu. Memang saya tiap hari menggunakan motor untuk beraktivitas, tapi naik ojek, bukan punya sendiri hehe.
Bermotor di Jakarta yang panas dan macet dalam keadaan puasa itu menuntut kesabaran yang tinggi. Keadaan diperparah banyaknya pengemudi motor yang tidak taat aturan. Karena mereka melawan arah, jadinya ada motor yang berhadapan dengan saya yang berada di jalur yang benar. Saya tegur, dia bukannya minta maaf, tapi malah bilang, “Udah, jangan sok suci lu!” Speechless saya. Belum selesai rasa kaget, di belakangnya ada lagi yang melawan arah. Yang ini mendingan, agak sopan, hehe. Dia bilang, “Maaf, Pak, ngambil jalurnya, saya mau pulang cepat ngejar buka puasa di rumah.” Katanya puasa, tapi kok cuek saja mengambil hak orang lain? Percuma puasa.
Sebagai penyiar, tentu saja pekerjaan saya ialah bicara. Nah, godaannya, tentu saja, bergosip. Kalaupun tidak ikut aktif, ya, minimal jadi pendengar pasif. Apalagi punya partner siaran dua perempuan yang daya jelajah kabar burungnya seperti rudal balistik antarbenua. Ketika sebuah obrolan diawali dengan, “Eh, tahu, enggak, si A itu kan...” ingin rasanya kabur, tapi tidak bisa. Tidak bisa karena pekerjaan atau tidak bisa karena tidak mau ketinggalan gosipnya? Nah, suka bingung tuh, hehe. Katanya puasa, tapi kok masih bergunjing? Percuma puasa.
Coba baca koran atau nonton TV, setiap hari pasti ada kasus hukum di negara ini. Korupsi jangan tanya, pasti selalu ada setiap hari beritanya. Lalu ada yang bersaksi palsu, ada yang menutupi bukti kejahatan, ada yang kompak melakukan persekongkolan jahat, ada yang menggelembungkan anggaran, dan berbagai modus lainnya. Ya mungkin saja mereka bukan muslim, tapi apa jadinya jika mereka muslim dan sedang berpuasa? Percuma puasa.
Ramadan memang bulannya puasa, tapi ber-socmed-ria tidak pernah puasa. Meskipun tidak seramai pilkada kemarin, saya perhatikan masih ada penyebaran berita bohong sampai twitwar dengan kata-kata yang tidak pantas. Belum lagi nyinyir di akun socmed selebritas, saya hanya bisa mengelus dada membacanya. Katanya puasa, tapi kok tidak peduli perasaan orang lain? Percuma puasa.
Jika bukan Ramadan, kita dengan mudah akan bilang, “Ini pekerjaan setan.” Namun, bukannya pada Ramadan setan itu diikat? Jadi, hal-hal yang tidak baik ini ulah siapa dong? Ahli agama berpendapat bahwa setan diikat dari orang yang menjalankan puasa untuk mereka yang melaksanakan syarat dan adab saat berpuasa. Untuk yang tidak menjalankan puasa dengan benar, setan tidaklah terbelenggu darinya. Seandainya pun kita katakan bahwa setan tidak mengganggu orang yang berpuasa, tetap saja maksiat bisa terjadi dengan sebab lain, yaitu dorongan hawa nafsu kita. Menakutkan jika kita pikir apa yang bisa kita lakukan dengan hawa nafsu dan syahwat kita karena ternyata setan dan hawa nafsu kita tidak jauh beda jahatnya.
Saya takut puasa kita menjadi percuma karena kita masih melakukan hal-hal yang bisa mengurangi pahala bahkan sampai membatalkannya. Imam Ali pernah berkata, “Dosa yang paling berbahaya ialah dosa yang diremehkan pelakunya.” Semoga kita tidak termasuk golongan manusia tersebut sehingga puasanya di bulan ini bukanlah sesuatu yang percuma. (H-5)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved