Ngabuburit sambil Mengenal Filateli

BY/H-2
13/6/2017 07:09
Ngabuburit sambil Mengenal Filateli
(ANTARA FOTO/Andreas Fitri)

RATUSAN siswa sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP) di Kota Bandung, Jawa Barat, ngabuburit atau menunggu waktu berbuka puasa di Kantor Pos Bandung, kemarin.

Sambil menunggu waktu magrib, mereka mengikuti sosialisasi filateli dari Perkumpulan Filatelis Indonesia (PFI). Acara yang berlangsung sekitar 2 jam itu dihadiri Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung Elih S.
Sosialisasi tentang filateli dilakukan sebagai ajang pemanasan menjelang Pameran Filateli Dunia 2017 yang akan digelar di Bandung, Agustus mendatang.

Sekretaris PFI Avie Wijaya mengatakan, selain untuk sosialisasi Pameran Filateli Dunia 2017, acara itu juga sekaligus untuk mengenalkan siswa kepada benda pos tersebut. Ia mengakui penggunaan prangko kini jauh berkurang seiring semakin canggihnya alat komunikasi.

Namun, peran prangko tidak bisa dihilangkan begitu saja. Saat ini, prangko memiliki peran lain yakni sebagai jendela pengetahuan, terutama bagi generasi muda.

“Ini jadi sumber informasi buat anak-anak karena prangko merekam hal dan peristiwa yang terjadi,” katanya.
Ia mencontohkan tentang prangko yang diterbitkan pada 1955 bergambar anak kecil yang tengah bermain angklung. Menurutnya, prangko tersebut menunjukkan bahwa alat musik tradisional itu memang merupakan warisan asli Indonesia.

Prangko lainnya terbitan 1980 berupa logo Provinsi Timor Timur yang kini telah lepas dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). “Jadi hal-hal fenomena itu ada di prangko,” katanya.

Oleh karena itu, Avie Wijaya berharap filateli menjadi kegiatan ekstrakurikuler sekolah seperti halnya di Kota Yogyakarta.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung Elih S menyatakan mendukung upaya pengenalan prangko dan filateli kepada kalangan siswa. Menurutnya, hal itu merupakan langkah positif karena dapat menambah pengetahuan siswa.

“Saya mendukung. Ini ada pembelajaran, sederhana tapi luar biasa. Prangko bukan sekadar alat bayar (jasa pengiriman), tapi di dalamnya mengandung sumber pengetahuan,” katanya. (BY/H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Oka Saputra
Berita Lainnya
Renungan Ramadan
Cahaya Hati
Tafsir Al-Misbah