Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
SRI, 50, punya kebiasaan baru selama Ramadan ini. Selepas salat zuhur di Musala Darussalam dekat rumahnya, ia tak langsung pulang. Sri bergegas ke teras samping musala. Ia tak sendiri.
Hal serupa juga dilakukan puluhan wanita jemaah musala yang terletak di Kampung Gudang Kuning, Kelurahan Gilingan, Kecamatan Banjarsari, Kota Surakarta, Jawa Tengah, itu.
Di teras samping yang tidak seberapa luas itu, para ibu tersebut berkumpul. Tidak jauh dari tempat mereka duduk terdapat beberapa bakul plastik besar berisi nasi, panci berisi lauk pauk, mangkuk yang penuh sambal, dan kerupuk.
Lalu ada pula kertas minyak dan kertas koran yang sudah dipotong-potong dalam bentuk persegi empat. Sembari berbincang santai diselingi candaan ringan, para ibu itu pun memulai pekerjaannya, membuat nasi bungkus.
“Mereka sedang menyiapkan nasi bungkus untuk berbuka puasa saudara-saudara kita yang kurang beruntung,” kata Suwono Hadi Sumitro, koordinator kegiatan itu, saat ditemui Media Indonesia, Sabtu (3/6).
Pria yang akrab disapa Mbah Wono itu menjelaskan ada 1.000 bungkus nasi yang mereka siapkan hari itu. Nasi bungkus tersebut untuk berbuka puasa fakir miskin, anak yatim terlantar, dan kaum marginal di sembilan lokasi yang tersebar di Kota Surakarta, Sukoharjo, dan Karanganyar.
Pendistribusiannya dikemas dalam acara buka puasa bersama yang diselenggarakan di sejumlah musala, yaitu di Musala Darussalam Kampung Gudang Kuning, Taman Tahfid Quran di Kampung Rejosari, Gilingan, Rumah Simbah di Kragilan, Mojolaban, Sukoharjo, dan Musala Nur Jannah di Merakan, Girilayu, Matesih, Karanganyar.
Ada pula bagian yang disediakan untuk warga yang tinggal di pinggir Sungai Kalianyar, Gilingan dan di pinggir rel di Gilingan, anak-anak yatim dan anak telantar di Gilingan, serta penghuni kompleks pekerja seks komersial.
Mbah Wono menuturkan kegiatan Sedekah Berkah ini akan dilakukan secara terus-menerus hingga hari ke-25 Ramadan. Hal itu bukanlah perkara gampang, mengingat Mbah Wono dan para ibu yang terlibat dalam kegiatan tersebut bukanlah kalangan berada.
Kampung Gudang Kuning yang terbentang di sisi utara rel kereta api, tidak jauh dari Stasiun Solo Balapan, yang mereka huni pun bahkan termasuk sebagai salah satu kawasan miskin. Sebagian besar warganya bekerja serabutan dengan penghasilan tidak menentu.
Meski demikian, semangat untuk berbagi dan membantu sesama tidak lantas luntur dari hati mereka.
Dibantu donatur
Mbah Wono mengaku beruntung, lantaran selalu saja ada donatur yang bersedia menyisihkan sebagian harta mereka untuk mendukung kegiatan yang telah memasuki tahun ke-13 itu. Para ibu itulah yang tanpa kenal lelah dan tak berharap pamrih mewujudkan sumbangan dana dari para dermawan menjadi makanan siap santap.
Mbah Wono berharap bantuan yang menurutnya tidak seberapa nilainya itu bisa sedikit meringankan beban saudara-saudara sesama muslim yang kurang beruntung. Dia juga memiliki impian untuk terus menambah jangkauan sedekah nasi bungkus itu dari tahun ke tahun.
“Bagi kami tidak ada motivasi lain kecuali ingin mempererat persaudaraan dan gotong royong,” tegas pria yang mengabdikan hidupnya untuk membina kaum marginal itu. (H-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved