Aci Suuk Teman Baru Berbuka Puasa

BB/H-5
05/6/2017 06:55
Aci Suuk Teman Baru Berbuka Puasa
(Ciwang (aci bawang) makanan tradisional khas Kota Sukabumi. -- cookpad.com)

MAKANAN pun tidak ingin ketinggalan dimodifikasi. Salah satunya ialah ciwang alias aci bawang yang kemudian dikreasikan kembali menjadi cisuk alias aci suuk atau aci kacang tanah. Awalnya, ciwang dikenal warga Kota Sukabumi, Jawa Barat, sebagai makanan tradisional yang langka karena mulai jarang yang membuatnya.

Bersamaan Ramadan, makanan berbahan dasar tepung sagu yang dikenal dengan aci dan bawang itu menjadi buruan warga sebagai teman berbuka puasa. Di Kota Sukabumi masih ada warga yang melestarikan pembuatan makanan tradisional itu. Namun, ia tak membuat makanan tradisional itu setiap hari.

Emak Cicah, 49, namanya. Ia tercatat warga Gang Taqwa Kota Paris Kulon RT 03/07 Kelurahan/Kecamatan Gunungpuyuh Kota Sukabumi. “Saya membuatnya sesuai pesanan saja,” terang Cicah. Dia yang mengkreasikan aci untuk dikudap berteman dengan bumbu kacang tanah (suuk). Bentuk makanan tradisional ciuk ini sederhana, sesederhana namanya. Namun soal rasa, satu kali mencoba pasti bakal ketagihan.

Bahan dasar aci yang dicampur dengan berbagai bumbu lainnya, seperti bawang merah, bawang putih, garam, penyedap rasa, dan bumbu lainnya. Sambil diaduk, masukkan air sedikit demi sedikit sambil diaduk dalam wadah di atas kompor berapi kecil. Setelah matang, tuangkan ke dalam wadah, kemudian setelah dingin dipotong-potong sesuai keinginan. Kemudian, taburi dengan bawang dan irisan seledri dan diguyur dengan bumbu kacang.

“Setelah pembeli memesan, saya langsung membuatnya. Para pembeli biasanya menyimpan mangkuk dengan uangnya. Sebelum pukul 5 sore, pesanan baru diambil,” terang Cicah. Siapa cepat, dia dapat. Peribahasa itu berlaku jika ingin mendapatkan makanan tradisional buatan Emak Cicah.

“Kalau tidak ada yang memesan, saya tak membuatnya. Makanya, kalau mau pesan harus cepat karena jam 5 sore itu sudah mulai diambil,” cerita dia.

Cicah tak menampik orderan membuat ciuk cukup banyak. Namun, Cicah tak mau meraup untung banyak. Dalihnya, ia tak mau pekerjaan rutin di rumah tangganya terganggu hanya karena memenuhi pesanan pembuatan ciuk. Satu potong Ciuk hanya dibanderol Rp1.000. Harganya memang tak sebanding dengan rasanya. Namun, dia tidak mau menerapkan harga mahal. (BB/H-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Oka Saputra
Berita Lainnya
Renungan Ramadan
Cahaya Hati
Tafsir Al-Misbah