Kapolri Sebut Penyebaran Foto Polisi dengan Jenazah Pelaku Begal tidak Etis

Ilham Wibowo
06/4/2017 19:03
Kapolri Sebut Penyebaran Foto Polisi dengan Jenazah Pelaku Begal tidak Etis
(MI/ARYA MANGGALA)

KAPOLRI Jenderal Tito Karnavian menanggapi beredarnya foto sejumlah anggota Polresta Bandar Lampung dengan lima jenazah yang diduga pelaku begal. Menurutnya, tindakan itu tidak etis.

"Menurut pendapat saya itu tidak etis," kata Tito di Wisma Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (6/4).

Meski demikian, Tito tetap menghargai keberhasilan operasi Tim Khusus Anti Bandit (Tekad) 308 itu. Sebab, perkara begal sudah meresahkan masyarakat.

"Kemudian informasi sementara yang saya terima, lima begal itu mereka bersenjata juga," ujarnya.

Dalam aturan Polri, petugas diperbolehkan melakukan tindakan tegas bila terdesak lantaran pelaku melakukan perlawanan. Kontak senjata pun boleh dilakukan.

"Sepanjang mereka (pelaku) membahayakan ptugas, kami bisa melakukan tindakan yang mematikan," ujarnya.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol Rikwanto sebelumnya menjelaskan, lima pelaku begal tersebut beraksi menggunakan dua sepeda motor. Setelah dikepung, kelima pelaku justru melawan dan terjadi baku tembak.

"Para pelaku tertembak," ujar Rikwanto, Rabu (5/4) kemarin.

Kemudian, di dalam perjalanan ke RS Polri Lampung, para pelaku meninggal dunia. Jenazah pun segera dibawa ke kamar jenazah RS Polri Lampung. Namun, karena masih pukul 03.00 WIB dan kamar jenazah belum dibuka, penanganan jenazah mesti menunggu.

"Nah, menghindari penumpukan di dalam mobil, jenazah ditaruh di taman sekitar rumah sakit. Jadi, posisi berjejer itu bukan sengaja untuk berfoto. Itu agar memudahkan pada petugas memasukkan ke kamar jenazah begitu rumah sakit buka," papar Rikwanto.

Selama rentang waktu tersebut, lanjut Rikwanto, tiba-tiba ada seseorang mengambil foto tanpa dikoordinasi. Kemudian, secara spontan banyak personel yang turut serta untuk berforto.

"Entah siapa yang meng-upload (unggah) ke media sosial, kita belum tahu ya. Itu yang sedang didalami penyidik Propam untuk pendalaman," ujarnya. (MTVN/OL-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya