Blangko KTP-E Mulai Didistribusi

Pol/Ant/MTVN/P-2
05/4/2017 07:26
Blangko KTP-E Mulai Didistribusi
(Petugas melayani warga untuk pembuatan Kartu Tanda Penduduk (KTP). -- ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

KEMENTERIAN Dalam Negeri telah mendistribusikan sebagian blangko kartu tanda penduduk (KTP-E) pada akhir Maret 2017.

Blangko tersebut dikirimkan untuk kebutuhan putaran kedua pemilihan kepala daerah (pilkada) DKI Jakarta. Total yang akan dikirimkan nanti sebanyak 7 juta.

“Blangko KTP-E saya sudah tanda tangan kontrak minggu ketiga untuk pengadaan 7 juta sehingga akhir Maret sudah kita distribusikan sebagian untuk DKI yang memasuki pilkada kedua. Sisanya April akan selesai secara bertahap,” kata Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo.

Pemenang pengadaan tersebut berasal dari perusahaan dalam negeri. Sampai sekarang sudah 96,54% dari catatan 4,5 juta yang sudah mendaftar di data induk.

“Namun, masih ada yang dobel lebih kurang 3 juta oran­g, tapi target kami tahun ini selesai,” ucap Tjahjo.
Ia mengaku sejumlah pejabatnya bolak-balik dipanggil KPK terkait dengan kasus korupsi KTP-E sehingga menghambat proses pengadaan KTP-E tersebut.

“Ya mohon maaf karena hampir 100 pejabat kami yang selama 1,5 tahun ini bolak-balik KPK. Jadi, secara psikis terganggu ya,” tambah Tjahjo.

Dirjen Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kemendagri Zudan Arif Fakrulloh menambahkan, proses pengadaan relatif lama karena ada audit yang dilakukan BPKP terhadap perusahaan pemenang tender KTP-E.

Kemendagri menargetkan 4,5 juta orang yang tertunda menerima blangko KTP-E sudah dapat dapat menerima blangko KTP-E pada April. “Kami mulai bertahap untuk pembagian 4,5 juta yang tertunda menerima blangkonya. Mudah-mudahan kita distribusikan terus dan kami juga harus menyediakan per tahun 3 juta KTP untuk yang bujangan ke menikah, dari remaja ke dewasa, yang rusak, pindah alamat, itu per tahun 3 juta,” imbuh Tjahjo.

Selain itu, pemeliharaan server akan diserahkan ke perusahaan lain, bukan lagi dari perusahaan asal Amerika Serikat yang sebelumnya memelihara server tersebut.

“Sekarang kami cari perusahaan lain. Mungkin kombinasi (perusahaan dalam negeri dan luar negeri) karena mencetak cipnya masih di luar negeri,” tandasnya. (Pol/Ant/MTVN/P-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Oka Saputra
Berita Lainnya