JK Nilai Indonesia Mampu Hadapi Perbedaan

Nur/MTVN/P-5
05/4/2017 07:05
JK Nilai Indonesia Mampu Hadapi Perbedaan
(Wakil Presiden Jusuf Kalla -- ANTARA FOTO/Novrian Arbi)

WAKIL Presiden Jusuf Kalla (JK) tidak khawatir dengan menajamnya perbedaan yang ­terjadi selama Pilkada DKI Jakarta 2017. Menurut JK, perbedaan pendapat ialah hal yang lumrah selama masa pemilihan umum (pemilu) ataupun pilkada.

“Kalau kelihatannya memecah, itu dia punya pandangan. Tidak memecah orang kita sebagai bangsa. Enggak,” kata Kalla kepada wartawan di Kantor Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, kemarin.

Ia menuturkan kondisi yang serupa juga terjadi saat Pemilu Presiden 2014. Saat itu, pertempuran terjadi antara pasangan nomor urut satu Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan pasangan nomor urut dua Joko Widodo-Jusuf Kalla.

Perbedaan pandangan juga terlihat jelas. Bahkan, kata Kalla, ada satu keluarga yang memiliki dua pilihan berbeda. “Kadang serumah (beda pilihan) tapi setelah itu ketawa lagi, sama juga dengan pilkada ini tidak akan memecah belah bangsa ini,” kata Kalla.

Kalla yakin, Indonesia sudah berpengalaman dengan situasi politik yang panas akibat pemilu dan pilkada. Kata dia, seluruh pihak yang bertentangan selama pilkada akan kembali membuka pintu maaf dan saling berpelukan.

“Jangan terlalu khawatir. Kita sudah pengalaman itu. Begitu habis pilkada nanti, semua pada peluk-pelukan,” tegas Kalla.

Ia menambahkan, dalam pilkada, pemerintah tidak ­mencampuri urusan partai politik yang telah berafiliasi dengan semua pasangan calon. Menurut dia, pemerintah bertindak netral dan ingin demokrasi ­berjalan sesuai dengan relnya.

“Partai kan punya pilihan. Siapa yang mendukung nomor dua atau nomor tiga itu kan kelihatan. Itu hak masing-masing. Jadi, kita membina demokrasi dengan baik bahwa pilihan itu di tangan masing-masing,” lanjut mantan Ketua Umum Partai Golkar itu.

Lebih jauh ia mengingatkan, dukungan parpol tidak menentukan siapa yang keluar sebagai pemenang. Hal itu tecermin dari hasil pilkada DKI putaran pertama. Pasangan urut satu yang didukung 30% suara parpol hanya mendapat suara 17%.

“Kemudian, pasangan urut dua yang didukung 50% suara parpol mendapatkan suara sekitar 43% suara. Selanjutnya, pasangan urut tiga yang didukung hanya 20% suara parpol justru mendapatkan sekitar 40% suara,” kata JK.

Sementara itu, calon Gubernur DKI Jakarta nomor urut 3 Anies Baswedan mengatakan kebinekaan tidak perlu diperjuangkan karena menjadi fakta yang sudah ada.

“Kebinekaan dan kemerdekaan itu fakta, jangan diperjuangkan. Yang harus diperjuangkan persatuan dalam kebinekaan,” kata Anies di Jakarta, Senin (3/4) malam. (Nur/MTVN/P-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Oka Saputra
Berita Lainnya