Syafii Maarif Kritik Kesenjangan Bisa Goyahkan Pilar Kebangsaan

Damar Iradat/MTVN
31/3/2017 07:41
Syafii Maarif Kritik Kesenjangan Bisa Goyahkan Pilar Kebangsaan
(MI/ROMMY PUJIANTO)

SILA kelima Pancasila, "Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia", dinilai belum sepenuhnya diamalkan. Masih mencoloknya kesenjangan sosial di Indonesia sebagai salah satu buktinya.

Penilaian tentang kondisi sosial kemasyarakatan di Tanah Air tersebut dikemukakan oleh cendekiawan muslim Ahmad Syafii Maarif, atau yang akrab disapa Buya Syafii di Jakarta.

"Sila kelima belum menjadi pedoman membangun bangsa sejak kemerdekaan. Sudah menjadi yatim piatu sejak awal. Pancasila masih di atas awan tinggi. Keadilan kita belum tegak. Kesenjangan sosial kita ini tajam sekali," tegas Buya Syafii dalam orasi kebangsaannya di acara Milad ke-34 tahun penerbit Mizan, Kamis, (30/3).

Buya Syafii pun menyoroti soal ketimpangan ekonomi Indonesia, di mana satu orang kaya bisa menguasai sekitar 50 persen total kekayaan negara. Ia menyebut hal ini sebagai sebuah pengkhianatan kepada bangsa.

Ia lantas mengembalikan memori saat Presiden pertama Indonesia, Soekarno berpidato pada 1 Juni 1945 di sidang BPUPKI. Saat itu, Bung Karno sempat menyinggung jika di dalam Indonesia merdeka, tidak akan ada lagi kemiskinan.

Sayangnya, kata-kata Bung Karno tidak diperjuangkan hingga Indonesia berusia 71 tahun. Malah, kesenjangan sosial di Indonesia makin tajam. "Kalau dibiarkan terus menerus, saya khawatir bangsa ini sedang menggali kubur masa depannya. Itu sangat-sangat berbahaya," tutur dia.

Ia melanjutkan, "Yang penting sekarang nilai-nilai Pancasila itu dibawa turun ke bumi. Kalau tidak, pilar-pilar kebangsaan akan goyah."(OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Soelistijono
Berita Lainnya