Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Kumpulan Berita DPR RI
PANCASILA sebagai ideologi bangsa Indonesia, implementasinya mesti diperkuat guna membentengi diri dalam menghadapi derasnya arus ideologi transnasional.
Ideologi transnasional menjadi ancaman serius bagi bangsa Indonesia karena menafikan eksistensi negara.
"Seperti ideologi Islamaic State (IS), dan paham radikal lainnya yang tumbuh di tengah masyarakat, jelas tidak bisa diabaikan," ungkap Wakil Sekretaris Jenderal PBNU Sulthonul Huda dalam dikusi kelompok terfokus yang diselenggarakan oleh Aliansi Nasional Bhinneka Tunggal Ika, Maarif Institute, dan Perkumpulan Amerta, di Jakarta, kemarin.
Menurutnya, pemahaman utuh terhadap Pancasila dalam kehidupan sehari-hari sudah mulai pudar. Untuk itulah, kata Sulton, perlu ada regulasi yang bisa menjembatani implementasi Pancasila secara utuh dengan melibatkan berbagai komponen masyarakat.
"Libatkan perwakilan masyarakat untuk menyusunnya, bagaimana idealnya sebuah ideologi bangsa diimplementasikan sehingga menjadi acuan bersama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara," katanya.
Riza Primahendra dari perkumpulan Amerta menegaskan lunturnya Pancasila tidak bisa dipisahkan dari sikap antipati terhadap rezim Orde Baru.
Pasalnya, kala itu, Pancasila dijadikan alat politik rezim untuk melanggengkan kekuasaan.
"Pancasila identik dengan Orde Baru. Publik trauma. Apalagi, Pancasila pada masa itu diperlakukan sebagai ideologi tertutup. Akibatnya, pasca-Orde Baru orang lupa nilai-nilai luhur Pancasila. Bebas Orba, bebas Pancasila," ucap Riza.
Namun, lanjutnya, ruang kosong ideologi itu ternyata dimanfaatkan kelompok tertentu sehingga berkembanglah populisme kanan. Paham transnasional deras menyerbu publik lewat teknologi informasi.
"Bahwa berbicara Pancasila, ada konteks ancaman dari luar dan dalam yang harus dibendung. Kealpaan Pancasila sebagai identitas bangsa berdampak pada perilaku masyarakat yang belajar agama secara instan," paparnya.
Wakil Ketua Setara Institute, Bonar Tigor Naipospos, menyampaikan bahwa Pancasila kini dianggap sebagai mitos.
"Masyarakat mengetahui Pancasila sebagai ideologi bangsa, tetapi implementasi nilai-nilainya tidak terasa."
Ia menilai hal itulah yang menjadi penyebab mulai terkikisnya sikap toleransi di masayarakat.
Nilai-nilai univerisal Pancasila yang mestinya bisa menjadi acuan untuk menjunjung sikap toleransi, utamanya antarumat beragama terus memudar.
"Yang terjadi sekarang, banyak ajaran privat agama yang sifatnya polemik dan diskriminatif lebih dimunculkan. Mestinya, nilai-nilai privat agama yang membawa kegunaan bagi publik yang diutamakan," ujarnya. (Mad/P-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved