Pendana Teror Thamrin Ditangkap di Bekasi

25/3/2017 11:30
Pendana Teror Thamrin Ditangkap di Bekasi
(MI/SUSANTO)

SELAIN menangkap empat terduga teroris di Cilegon, Banten, pada Kamis (23/3) lalu, Tim Densus 88 juga menangkap terduga teroris Suryadi Mas'ud alias Abu Ridho.

Terduga teroris ini terkoneksi dan berafiliasi dengan Jamaah Ansharut Daulah (JAD). Abu Ridho ditangkap hidup-hidup.

"SM ini diduga pemimpinnya yang menularkan keahlian senjata kepada anggotanya. NK juga berperan menjadi leader karena ikut pelatihan di Filipina Selatan," ujar Kabag Penum Polri, Kombes Martinus Sitompul.

Martinus menjelaskan SM alias Abu Ridho yang ditangkap di Cikarang Timur, Kabupaten Bekasi, diketahui membangun jaringan kelompok teror antara Indonesia dan Filipina Selatan.

Dia juga ikut mendanai aksi teror pengeboman di Jl MH Thamrin, Jakarta, pada awal 2016.

Dikatakan Martinus, SM mengaku telah bolak-balik ke Filipina Selatan dan tujuh kali membeli senjata api dari kelompok Anshor Daulah Filipina pimpinan Hapilon Isnilon.

Dua dari lima pistol itu digunakan dalam aksi teror bom di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, pada awal 2016 lalu.

"Dua senjata saat aksi bom Thamrin itu berasal dari pembelian oleh SM dan MK ke Filipina Selatan," ucap dia.

"Dia diperintah Rois (terpidana mati kasus pengeboman Kedutaan Besar Australia tahun 2004," ujarnya.

Menurut Martinus, para terduga teroris tersebut berencana ingin membuat lokasi pelatihan di Halmahera seperti yang dilakukan kelompok teroris di Poso.

Dalam penangkapan delapan terduga teroris itu, tim Densus 88 menyita sejumlah barang bukti, di antaranya dokumen, beberapa telepon seluler, satu pistol, dan uang dalam bentuk dolar dan rupiah.

Barang bukti ini diteliti untuk pengembangan pemeriksaan.

"Ini kemudian dikumpulkan untuk dilakukan satu pemeriksaan kepada mereka sehingga bisa mendapatkan struktur hukum. Kita masih punya waktu tujuh hari untuk melakukan pemeriksaan," ujarnya.

Selain itu, Martinus menuturkan, berdasarkan pemeriksaan sementara, kelompok SM ini ingin memindahkan lokasi kamp latihan militer yang semula berbasis di Poso, Sulawesi Tenggara, ke Halmahera, Maluku Utara.

Mereka berencana menjadikan Halmahera sebagai kamp latihan militer seperti di Poso.

Densus 88 Antiteror Polri juga telah menggeledah rumah istri terduga teroris berinisial NK di Cilegon, Banten.

Penggeledahan ini proses lanjutan setelah polisi menangkap delapan terduga teroris jaringan kelompok teror yang memiliki koneksi dengan Jamaah Ansharut Daulah.

NK tewas ditembak anggota Densus 88 karena melawan saat ditangkap. (Mal/P-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky
Berita Lainnya