Studi Banding Pansus RUU Pemilu Dianggap Pemborosan

Nur Aivanni
27/2/2017 18:00
Studi Banding Pansus RUU Pemilu Dianggap Pemborosan
(MI/MOHAMAD IRFAN)

PENELITI Forum Masyarakat Peduli Parlemen (Formappi) Lucius Karus menegaskan tidak ada alasan yang mendesak bagi Panitia Khusus (Pansus) Rancangan Undang-Undang Pemilu (RUU Pemilu) untuk studi banding ke luar negeri, Meksiko dan Jerman. Seharusnya, kata Lucius, Pansus memikirkan bagaimana pembahasan RUU tersebut rampung pada April mendatang.

"Waktu itu yang tak bisa ditawar-tawar dan mestinya menjadi salah satu pertimbangan utama bagi Pansus RUU Pemilu ini untuk bisa efektif menggunakan waktu yang tersedia agar bisa menyelesaikan pembahasan pada limit waktu yang sudah direncanakan," ujarnya saat dihubungi Media Indonesia, Senin (27/2).

Pansus RUU Pemilu, sambung Lucius, seharusnya memperhatikan soal jaminan output RUU Pemilu yang lebih berkualitas dengan menyerap sebanyak mungkin usulan dari ahli maupun institusi yang sudah dimintai pertimbangan.

Sumbang saran dalam bentuk pemikiran, sambungnya, sudah banyak disampaikan melalui rapat dengar pendapat. "Mestinya tema yang saat ini dijadikan alasan oleh Pansus untuk pergi belajar kilat di luar negeri bisa ditanyakan lagi ke pakar-pakar di dalam negeri," terang dia.

Menurut Lucius, rencana Pansus untuk studi banding ke Jerman dan Meksiko itu hanya rasionalisasi dari keinginan anggota Pansus untuk "berwisata" dengan memanfaatkan anggaran kunker yang tersedia. "Jika tak ada urgensi di balik pelaksanaannya, bisa dikatakan studi banding ini hanya proyek buang-buang anggaran saja," tandasnya.

Sebelumnya, Ketua Pansus RUU Pemilu DPR Lukman Edy mengatakan, studi banding ke Jerman dan Meksiko pada 11-16 Maret 2017 mendatang diperlukan sebagai pembanding.

Dia beralasan bahwa pansus sebenarnya telah melakukan Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan ahli-ahli pemilu di dalam negeri, baik secara pribadi maupun secara kelembagaan.

"Tetapi, terus terang kami merasa kurang mendapat masukan tentang perbandingan terhadap negara lain. Kami mendapatkan informasi yang minim tentang itu," kata Lukman melalui siaran pers, Sabtu (25/2).OL-2



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya