Satu Keluarga Asal Bekasi yang Tertangkap Polisi Turki Dipulangkan

Gana Buana
22/2/2017 15:57
Satu Keluarga Asal Bekasi yang Tertangkap Polisi Turki Dipulangkan
(ANTARA)

LIMA Warga Negara indonesia (WNI) asal Kecamatan Mustikajaya, Kota Bekasi dikembalikan Tim Detasemen Khusus 88 ke Kota Bekasi. Kelima WNI yang merupakan satu keluarga itu dikembalikan usai ditangkap dicurigai terlibat IS dan ditangkap oleh Polisi Turki saat akan menuju Suriah.

Kapolsek Bantargebang, Komisaris Parjana menyampaikan, kelima WNI tersebut diterima dengan baik. Mereka, jelas Parjana, berinisial NW (37), MF (11), SY (8), AZ (3), A (2). "Oleh Polisi Turki mereka ditangkap pada Januari 3017, setelah itu mereka pun sempat ditahan lalu dipulangkan ke Indonesia," jelas Parjana, Rabu (22/2).

Parjana mengungkapkan, ibu dan empat anaknya yang masih kecil itu diamankan saat bersembunyi di sebuah apartemen di Turki. NW sang ibu diketahui nekat membawa anaknya untuk bertemu sang suami yang berinisial A di Suriah. Sebab, A sejak Agustus 2015 lalu sudah terlwbih dulu bertolak ke Suriah tanpa pemberitahuan. "Suaminya pergi tanpa pemberitahuan pada istri dan keempat anaknya," kata Parjana.

Saat suami NW menghilang, pihak keluarga sempat marah lantaran A tega meninggalkan anak-anaknya di Perumahan Dukuh Jamrud, Kelurahan Padurenan, Kecamatan Mustikajaya, Kota Bekasi. NW pun tak bisa berbuat banyak dan dirinya hanya fokus untuk mengurus keempat anaknya.

Tak disangka, pada April 2016 kemarin, NW nekat memboyong empat anaknya menyusul ke Suriah. NW pun transit di Turki dan menetap sementara menunggu instruksi suaminya. Di Turki, lanjut Parjana, NW tinggal di apartemen dengan sewa seharga 500-800 lira perbulan. Sehari-hari ia pun tak berbuat apa-apa hanya menunggu kabar dari sang suami.

Pada Januari 2017, NW beserta empat anaknya digrebek di apartemen tersebut. NW pun mengaku pada polisi bila ingin pergi ke Suriah. "Dia nekat menyusul lantaran rindu suami," imbuh dia.

Kasubag Humas Polrestro Bekasi Kota Kompol Erna Ruswing menambahkan, NW pergi ke Suriah dengan membawa uang sebesar Rp50 juta. Uang itu diperoleh dari hasil penjualan perhiasan dan tabungan yang salama ini disimpannya.

"NW membiayai sendiri kehidupannya selama di Turki. Sementara sang suami tidak pernah memberikan kabar lagi" kata Erna.

Kepada polisi, NW mengaku selama ini mereka tinggal bersama dengan orangtuanya di Mustikajaya. Selama tinggal bersama orangtua, sikap sang suami biasa saja. Entah mengapa pada Agustus 2015, sikapnya berubah dan mendadak mengajaknya pergi ke Suriah.

"NW bekerja sebagai staf dokumen di PT Sijegel GLS. NW merupakan lulusan Diploma III di Universitas Trisakti, Jakarta," tukas dia. (OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Soelistijono
Berita Lainnya