Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
DUA pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta akan memperebutkan rasionalitas warga Ibu Kota dengan program kerja dan visi misi. Strategi lainnya dengan merayu partai pengusung pasangan Agus Harimuti Yudhoyono-Silvyana Murni untuk memperkuat pertarungan di putaran kedua pilkada Jakarta.
“Dalam menghadapi putaran kedua, kami akan konsolidasikan lagi partai pengusung pasangan Basuki-Djarot untuk bisa mengoptimalkan kantong-kantong suara. Kalau kita all out kemarin angkanya bisa menyentuh 48%-49% dan tinggal menambah 3% sampai 4% lagi untuk bisa menang di putaran kedua,” terang perwakilan tim pemenangan pasangan calon gubernur/wakil gubernur, Trimedya Panjaitan, pada diskusi bertajuk Sinema Politik Pilkada DKI, di Jakarta, Sabtu (18/2).
Hadir dua pewakilan tim pemenangan pasangan calon lainnya, yaitu Yandri Susanto, Mardani Ali Sera, dan Roy Suryo. Selain itu, ada peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro dan pendiri lembaga survei Kedai KOPI, Hendri Satrio.
Putaran pertama pilkada DKI, lanjut Trimedya, sudah membuktikan kuatnya keinginan masyarakat bahwa pembangunan harus terus dilanjutkan. Sebanyak 2,3 juta warga Jakarta yang mendukung Basuki Djarot akan menjadi modal untuk memenangi putaran kedua.
“PDIP melihat pemilih di DKI ini ingin apa yang dilakukan Basuki itu berlanjut. Kalau bukan Basuki, mundur lagi prestasi dan pembangunan Jakarta,” tutur Trimedya.
Ketua tim pemenangan Anies Baswedan-Sandiga Uno, Mardani Ali Sera, mengaku pihaknya gembira putaran kedua menyajikan kompetisi yang mengadu langsung dua pasangan calon. “Petahana memiliki keuntungan dengan kinerjanya, tapi kami punya konsep. Sebaran pemilih kita lebih banyak, termasuk menguasai Jakarta Timur dan Selatan,” ujarnya.
Politikus PKS itu menyatakan akan meningkatkan pemenangan di Jakarta Barat dan wilayah lain dengan komunikasi politik langsung kepada masyarakat.
“Intinya tiga hal yang akan menjadi penentu. Pertama, rasionalitas karena dulunya terpaku pada figur sekarang sudah melihat program. Kemudian akan lebih menyentuh isu kalangan bawah jika dibanding isu banjir dan kemacetan yang hanya dirasakan kelas menengah,” tutur Mardani. (Cah/P-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved