Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
DIREKTUR Eksekutif Lingkar Madani Indonesia (LIMA) Ray Rangkuti menyarankan agar Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menahan diri untuk tidak menanggapi isu politik harian. Menurut dia, sikap SBY yang kerap mengeluarkan curahan hati (curhat) ke publik terkait berbagai isu menyangkut dirinya dan Pilgub DKI Jakarta menurunkan marwahnya sebagai seorang negarawan.
"Seharusnya berbicara kepada publik saat kondisi darurat saja. Jadi marwahnya dan kenegarawanannya sebagai mantan presiden tetap terjaga. Saat berkuasa diprotes tapi ketika tidak berkuasa dipuji. Seperti BJ Habibie dan Gus Dur yang mendapat level terhormat di publik," ujar Ray di Jakarta kemarin.
SBY tercatat beberapa kali menggelar konferensi pers menanggapi isu politik nasional. Awal Februari lalu, SBY curhat merasa dizalimi karena menduga hubungan komunikasinya dengan dengan Ketua Majelis Ulama Indonesia Ma'ruf Amin disadap.
Selain itu, SBY juga kerap menanggapi berbagai isu nasional lewat Twitter pribadinya. Bahkan, akun Twitter SBY kembali mencuitkan tautan sebuah tulisan di laman Facebook SBY yang bertajuk ‘Rakyat Jakarta Memilih'. Tulisan tersebut diunggah hanya beberapa menit sebelum masa tenang berlaku.
Dalam tulisan yang cukup panjang tersebut, SBY selaku ayah dari calon Gubernur DKI Jakarta nomor pemilihan satu, Agus Harimurti Yudhoyono, menyatakan harapannya agar rakyat Jakarta tidak salah dalam memilih pemimpin.
"Insya Allah, 15 Februari 2017 mendatang rakyat Jakarta akan kembali memilih Gubernurnya yang baru. Tanggal 15 Februari 2017 akan menjadi hari yang bersejarah. Jika pilihan kita salah, kita akan 'menderita' selama lima tahun ke depan," tulis SBY.
SBY pun berharap rakyat Jakarta tidak tergoda oleh iming-iming uang dalam menentukan pilihannya. Dia juga mengingatkan rakyat Jakarta agar melapor kepada Bawaslu dan pihak-pihak yang berwajib apabila merasa menerima ancaman dalam menentukan pilihan.
"Marilah, sekali lagi, kita jadikan Pilkada Jakarta ini sebagai wahana demokrasi yang baik. Jangan sampai terjadi hal-hal yang tidak baik, yang merusak rasa keadilan dan hak-hak rakyat kita," tulis SBY.
Sebagai orang yang pernah memimpin negeri ini selama 10 tahun, SBY mengatakan, ia tidak ingin negara yang dibangun dengan segala jerih payah dan pengorbanan kemudian dirusak oleh tangan-tangan yang serakah dan tidak bertanggung jawab.
"Kita semua tidak rela. Semoga Allah Swt, Tuhan Yang Maha Kuasa, mengabulkan doa dan permohonan kita agar Pilkada Jakarta ini benar-benar berjalan dengan aman, tertib dan lancar, serta jujur dan adil," imbuhnya.
Tulisan tersebut memicu komentar beragam dari netizen. Sebagian komentar bahkan bernada negatif. Akun bernama Yesaya E Rambe bahkan menyebut tulisan SBY malah membuat gaduh. "Malu pak ngaku 10 tahun memimpin negeri tapi pernyataan bapak tidak mencerminkan seorang pemimpin sejati, malah pernyataan bapak ini membuat gaduh," tulisnya.
Terkait itu, Ray mengatakan wajar jika SBY kerap diserang publik. Pasalnya, sebagai Ketua Umum Partai Demokrat, SBY memang punya kepentingan politik untuk memenangkan Agus Harimurti. "Kalau enggak mau (diserang) lepaskan jabatan Ketum," ujarnya.
Juru Bicara Partai Demokrat Imelda Sari menilai tidak ada aturan yang dilanggar KPU yang dilanggar dengan munculnya tulisan SBY tersebut. Pasalnya, tulisan tersebut diunggah sebelum pergantian hari atau sebelum masa tenang berlaku.
"Silakan dilihat jam posting. Tidak ada aturan yang dilanggar. Yang melangar itu jika akun yang didaftarkan ke KPUD tetap mengupload. Jadi tidak ada masalah," ujarnya. (OL-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved