Suara Pemilih Pemula di DKI Diprediksi bakal Menyebar

Golda Eksa
11/2/2017 20:04
Suara Pemilih Pemula di DKI Diprediksi bakal Menyebar
(MI/Ramdani)

SUARA pemilih pemula dan swing voter sangat sulit untuk diprediksi ke mana bakal berlabuh. Kondisi itu disebabkan karena atmosfer Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI dinilai cukup emosional hingga membuat calon pemilih terfragmentasi.

Demikian penjelasan Direktur Eksekutif Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Philips Jusario Vermonte ketika dihubungi di Jakarta, Sabtu (11/2).

"Jadi melihat sisa waktu dua tiga hari sebelum pencoblosan, sepertinya agak susah menduga suara itu akan lari ke mana," ujarnya.

Dengan demikian, sejauh ini tidak ada yang bisa mengetahui suara-suara tersebut akan diarahkan kepada paslon nomor urut satu Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni, paslon nomor dua Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat, atau kepada paslon nomor tiga Anies Rasyid Baswedan-Sandiaga Salahudin Uno.

Philips menyarankan agar para paslon dan tim pemenangan masing-masing lebih fokus pada taktik market, seperti menjaga suara basis pemilih, termasuk memastikan seluruh pendukungnya itu untuk datang ke TPS pada 15 Februari mendatang.

Menurutnya, upaya menjaga basis pemilih tersebut dipandang lebih elok ketimbang berharap pada suara mengambang yang sekadar berjanji akan memilih, namun enggan mendatangi TPS. Upaya itu sekaligus untuk membuktikan data riil seperti yang diumumkan oleh sejumlah lembaga survei mengenai potensi perolehan suara di sebuah wilayah.

"Swing voter itu contohnya orang yang sudah yakin tidak memilih Ahok, tapi justru ragu-ragu untuk menjatuhkan pilihan, apakah ke nomor 1 atau 3. Begitu pula dengan pemilih yang menegaskan tidak akan memilih incumbent sebagai prioritas," lanjutnya.

Mengenai suara pemilih pemula yang mayoritas pelajar di tingkat SMA dan mahasiswa, terang dia, juga tidak dapat diterka. Maklum, figur tiga kandidat yang bakal berlaga pada konstestasi pesta demokrasi itu terbukti memiliki daya pikat yang mewakili kelompok muda.

"Misalnya, Anies disukai anak muda yang sudah mulai kuliah. Begitu pun Agus yang penampilannya anak muda dan sporti. Sedangkan Ahok disukai karena programnya, Kartu Jakarta Pintar (KJP) yang dinilai bermanfaat. Artinya suara pemilih pemula bakal tersebar," pungkas Philips. (OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya