Lihatlah Diri Kita Sendiri

14/1/2017 14:23
Lihatlah Diri Kita Sendiri
(MI/RAMDANI)

Dalam waktu 2 menit sampaikan langkah konkret beserta indikator keberhasilan yang ingin Anda capai untuk menjawab tantangan pembentukan karakter siswa serta mengejar ketertinggalan mutu lulusan di DKI Jakarta.

2 Basuki: Mengenai pendidikan yang perlu kami lakukan adalah bagaimana membuat partisipasi murni meningkat lebih tinggi dari angka nasional.

Kami terus melatih guru 5 tahun ke depan kita bisa masuk 30 besar dari sistem yang ada di dunia.

Kami mengharapkan ada masukan baru yang baik untuk memperbaiki jika kami diberikan kepercayaan kembali.

Ketika Pak Anies mengatakan kami tidak berani menutup Alexis, wah kami sudah menutup Stadium dan Milles.

Begitu ketemu narkoba kami tutup.

Tetapi disayangkan ketika Pak Buwas (Kepala BNN Budi Waseso) kirim surat kepada Pak Anies sewaktu jadi menteri pendidikan untuk kerja sama masuk ke dalam kurikulum antinarkoba, ditolak menteri waktu itu.

3 Anies: Begitu kami bicara mutu pendidikan bukan sekadar persekolahan.

Tentu sekolah harus dibereskan, tetapi jangan lupa visi menjadi penting.

Tadi saya catat perut, otak, dan dompet.

Di sana tak ada moral, karakter, tak ada nilai, justru yang mau kami bangun adalah iman, takwa, dan akhlak yang dibutuhkan masyarakat.

Pendidikan harus menumbuhkan karakter moral dan karakter kinerja.

Karakter moral artinya jujur, ikhlas, beriman.

Tetapi karakter kinerja, kerja keras, kerja tuntas, pendidikan bukan sekadar penyiapan ke pekerjaan, pendidikan bukan sekadar angka partisipasi, pendidikan adalah soal menumbuhkan akhlak, menumbuhkan karakter.

Karena itu, yang akan kami lakukan di sekolah program penumbuhan karakter. Dan apa yang terjadi, membangun karakter, membangun akhlak bukan program.

Membangun karakter menjadi gerakan sekota ini akan tumbuh karakternya, akan tumbuh menjadi kota di mana warganya merasakan kebahagiaan karena satu sama lain saling menunjukkan karakter mulia.

1 Agus: Bagaimana membangun karakter Jakarta, masyarakat Jakarta.

Sebelum kita jauh berbicara tentang program kurikulum sekolah pendidikan formal terlebih dahulu, lihatlah diri kita sendiri sebagai pemimpin harus bisa menunjukkan, memiliki karakter yang baik yang bisa menjadi contoh yang baik, menjaga hubungan, toleransi di atas perbedaan.
Menjaga persatuan tanpa harus menjadi homogen ini adalah kekuatan bangsa kita, ini adalah kekuatan Jakarta kita.

Kita ingin menjadi kota, menjadi bangsa yang benar-benar memiliki karakter yang kuat, karakter yang unik, tidak harus kita serupa dengan karakter negara bangsa atau kota lain di dunia.

Jakarta adalah Jakarta dan di sinilah kita ingin melalui pendidikan, melalui pemberdayaan komunitas, kita ingin terus membangun moralitas akhlak dan juga karakter manusia Jakarta yang semakin baik dan unggul. (Gol/X-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky
Berita Lainnya