Masyarakat Matang Solusi Intoleransi

14/1/2017 09:22
Masyarakat Matang Solusi Intoleransi
(ANTARA/PUSPA PERWITASARI)

INTOLERANSI merupakan risiko bagi bangsa yang besar dan majemuk seperti Indonesia. Namun, itu tidak boleh dibiarkan.

Solusinya ialah masyarakatnya harus matang sehingga segala perbedaan atau kemajemukan tidak pernah menjadi ancaman.

Hal itu disampaikan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir setelah bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, kemarin.

Pertemuan yang berlangsung sekitar 1,5 jam itu didahului makan siang bersama.

"Masyarakat majemuk itu ibarat air dan minyak. Gesekan seperti intoleransi itu hal yang alamiah, tinggal semua pihak bersikap dewasa," kata Haedar.

Selain masalah intoleransi dan radikalisme, ungkap Haedar, dibicarakan soal upaya mengatasi kesenjangan sosial dan juga ekonomi.

Tidak meratanya keadilan dan kesejahteraan akan menimbulkan berbagai masalah di masyarakat.

"Presiden sekarang punya peta bagaimana mencari terobosan dan kami mendorong itu yang disebut dengan new economic policy. Juga termasuk di dalamnya new public policy," ujarnya.

Haedar menegaskan Muhammadiyah siap membantu mengatasi permasalahan kesenjangan sosial itu melalui perguruan tinggi, rumah sakit, dan lembaga-lembaga ekonomi yang dimiliki.

Sebelumnya, Presiden juga mengundang makan siang Ketua PBNU Said Aqil Siradj di Istana Merdeka, Rabu (11/1).

Dalam kesempatan itu juga dibahas masalah intoleransi dan radikalisme. (Pol/X-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky
Berita Lainnya