Debat Pilgub DKI Dinamis

14/1/2017 09:20
Debat Pilgub DKI Dinamis
(MI/RAMDANI)

DEBAT publik edisi perdana Pilgub DKI 2017 yang disiarkan secara langsung dari Hotel Bidakara, Jakarta, tadi malam, berlangsung apik dan dinamis.

Ketiga pasangan calon, yaitu Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni (nomor urut 1), Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Syaiful Hidayat (2), dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno (3) berusaha menunjukkan kemampuan mereka dalam menjawab seluruh pertanyaan yang terdiri dari enam sesi bertema pembangunan sosial, ekonomi, lingkungan hidup, pendidikan dan tata kota.

Debat yang dipandu mantan pembawa acara televisi, Ira Koesno, sempat diwarnai saling sindir oleh ketiga pasang calon meskipun tidak saling menjatuhkan dan menyerang pribadi.

Beberapa kali moderator harus menenangkan para pendukung kandidat.

Menurut Peneliti Populi Center Nona Evita, debat itu berpeluang meraup suara swing dan undecided voters (pemilih yang belum menjatuhkan pilihan) dalam Pilkada DKI cukup besar.

Mereka, kata dia, adalah tergolong pemilih rasional yang sudah mulai mendapatkan gambaran siapa yang layak dipilih dari debat tersebut.

"Mereka bisa menilai seperti apa kandidat kandidat Pilgub DKI dalam memahami permasalahan dan memberikan program yang solutif dan realistis," ujarnya, tadi malam.

Namun, kata dia, masih ada dua debat lagi menjelang Pilgub DKI pada
15 Februari mendatang.

"Debat yang paling berpengaruh adalah debat ketiga atau debat terakhir karena jaraknya yang semakin dekat dengan Pilgub DKI," jelasnya.

Terpisah, Direktur Komunikasi Indonesia Indicator Rustika Herlambang mengatakan antusiasme netizen terhadap debat ini cukup besar.

"Netizen memfokuskan percakapan terkait debat atau sosok kandidat Pilkada DKI," terangnya, tadi malam.

Di penghujung debat, respons netizen yang memberikan cuitan terhadap Agus-Sylvi sebanyak 19.290, Basuki-Djarot 22.047, dan Anies-Sandi 7.844.

Koordinator Nasional Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR) Masykurudin Hafidz menilai debat berjalan seru dan dinamis.

Tingginya antuasisme masyarakat Jakarta terhadap debat, kata dia, bisa meningkatkan partisipasi dan berpotensi mengurangi Golput.

Secara umum, pasangan petahana (Basuki-Djarot), lebih menguasai perdebatan melalui program-program yang telah dilaksanakan selama menjabat di Ibu Kota Jakarta ketimbang dua pasangan lainnya.

Pasangan Agus-Sylvi terkesan tekstual, sementara pasangan Anies-Sandiaga terkesan retoris.

Bahkan, pasangan Agus-Sylvi sempat beberapa kali menjawab pertanyaan secara tidak nyambung, termasuk soal sikapnya untuk tidak mencalonkan diri dalam Pilpres mendatang jika terpilih meraih DKI-7.

"Saya pikir suda jelas kami akan fokus dengan strategi memenangkan Pilgub DKI Jakarta," kata Agus.

Tiga nilai

Ketua KPU Provinsi DKI Jakarta, Sumarno mengatakan ada tiga nilai yang bisa dinilai oleh masyarakat terhadap pasangan calon dalam debat, yakni integritas, kepemimpinan, dan pemahaman terhadap isu-isu yang ada di Jakarta.

"Ini menguji kemampuan kandidat dalam memimpin Jakarta lima tahun ke depan," kata Sumarno dalam sambutannya tadi malam.

Ia pun berharap paparan para calon dalam debat bisa menjadi referensi bagi warga dan meyakinkan warga untuk menggunakan hak pilihnya pada Pilkada serentak 15 Februari mendatang. (Gol/X-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky
Berita Lainnya