Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Kumpulan Berita DPR RI
PARTAI Gerindra bersiap untuk kembali mengusung Prabowo Subianto sebagai calon presiden pada Pilpres 2019. Langkah dini tersebut menuai beragam reaksi dari sejumlah elite politik. "Itu semua untuk perbaikan pemerintahan ke depan," ujar Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, kemarin.
Ia menjelaskan sebenarnya Gerindra belum menggelar rapimnas untuk menetapkan nama yang bakal maju pada pilpres mendatang. Hanya, seluruh pengurus telah menyampaikan aspirasi untuk kembali mencalonkan Prabowo.
"Itu semacam konsensus Gerindra yang berasal dari aspirasi spontan pengurus. Semua menginginkan Pak Prabowo kembali menjadi capres," ujar Fadli.
Ia mengakui pencalonan Prabowo masih mungkin terjadi perubahan dengan melihat berbagai dinamika. "Memang sekarang waktu berjalan begitu cepat. Sambil menunggu RUU Pemilu selesai dibahas, seluruh pengurus dan kader ingin beliau bersedia untuk maju kembali," ujarnya.
Direktur Eksekutif Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Djayadi Hanan menilai pengusungan Prabowo sejak dini merupakan langkah cerdas Gerindra menyongsong pemilu serentak 2019. Namun, secara elektabilitas Joko Widodo masih di atas Prabowo.
"Saya kira itu (pengusungan Prabowo sejak dini) hal yang wajar saja. Bukankah Golkar juga sudah mengumumkan akan mencalonkan Jokowi sejak tahun lalu? Dia adalah orang nomor dua terpopuler setelah Jokowi meskipun kalau diadu sekarang, Jokowi kemungkinan menang," terangnya.
Menurutnya, bila berkaca pada hasil Pemilu 2014, dukungan kepada Prabowo lebih besar daripada dukungan kepada Gerindra sebagai partai. Karena Pilpres 2019 dilaksanakan serentak dengan pileg, mungkin partai yang mengusung tokoh populer akan memperoleh dukungan yang besar pula.
"Ini yang disebut sebagai coattail effect. Jadi pencalonan Prabowo sebagai presiden adalah bagian dari strategi Gerindra membesarkan potensi elektabilitas mereka di 2019," ujarnya.
Dampak lainnya, imbuh Djayadi, adalah memelihara potensi pemilih Prabowo yang sudah ada sejak pilpres lalu. "Tapi soal peluang menang masih terlalu dini membicarakannya. Yang jelas kalau Jokowi dianggap masyarakat berkinerja baik, tidak mudah mengalahkannya di 2019."
Terburu-buru
Partai Amanat Nasional merespons pengusungan Prabowo sebagai langkah yang terlalu terburu-buru. "Menurut kami ya masih terlalu jauh," ujar Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan.
Ia mengungkapkan partainya sekarang masih fokus untuk mendukung pemerintahan ketimbang berpikir pada urusan pemenangan pemilu. "Tapi kami tetap hormati langkah yang diambil Gerindra untuk kembali mendukung Pak Prabowo," ucapnya.
Partai NasDem menyambut baik langkah Gerindra yang lebih awal dalam menentukan calon presiden. NasDem berharap langkah tersebut mampu menghadirkan kualitas kontestasi capres yang jauh lebih baik pada 2019. "Tentu kita sambut baik internal Gerindra yang mulai menggodok dukungan kepada Pak Prabowo. Kita harap kualitas kontestasi pilpres nanti lebih baik," ujar Ketua DPP NasDem Johnny Gerald Plate.
Wakil Sekjen PDIP Ahmad Basarah mengatakan setiap partai memiliki kebebasan dan kalkulasi politik masing-masing dalam menentukan capres. Karena itu, pihaknya menghoramti langkah politik Gerindra tersebut.
"Setiap warga negara sama kedudukannya. Setiap institusi, termasuk institusi politik pun, memiliki hak dan kebebasan untuk menentukan pilihan politik, termasuk dalam menentukan calon presiden. Jadi kita menghormati dan tidak ingin masuk ke rumah tangga parpol lain," kata dia. (Cah/P-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved