Kemarahan Tokoh IS Harus Diwaspadai

MI
03/1/2017 07:58
Kemarahan Tokoh IS Harus Diwaspadai
(Firman Hidayat Silalahi , seorang simpatisan ISIS yang ditamankan Polresta Depok---MI/Bary Fathahilah)

GAGALNYA beberapa upaya percobaan teror di Indonesia sepanjang Desember 2016 membuat dedengkot Islamic State (IS) yang mengendalikan jaringan di Indonesia marah. Potensi serangan teror lanjutan tetap harus diwaspadai meski momentum Natal dan Tahun Baru sudah berlalu.

"Karena itu, setelah suasana tahun baru 2017 ini, semua pihak harus waspada. Kelengahan kita akan dimanfaatkan oleh sel-sel IS untuk melancarkan terror," kata Ketua Komisi III DPR Bambang Soesatyo.

Kemarahan itu makin memuncak pascakekalahan IS di Aleppo, Suriah. Para pemimpin mereka semakin intensif memerintahkan simpatisan untuk melakukan serangan. Hasilnya sepanjang Desember sejumlah serangan IS menuai hasil.

Misalnya pembunuhan Duta Besar Rusia untuk Turki Andrey Karlov di Ankara, Senin (19/12). Teror truk yang menewaskan 12 warga sipil di Bazar Natal di Breitscheidplatz, Berlin, Jerman, di hari yang sama. Penyiksaan terhadap dua tentara Turki yang dibakar hidup-hidup, Kamis (22/12), dan serangan ke kelab malam Reina, Turki, yang menewaskan 39 orang, di malam Tahun Baru.

Para pentolan IS juga diketahui marah kepada pemerintah Indonesia karena Densus 88 berhasil menggagalkan rencana serangan oleh sel-sel IS di Indonesia. Penggagalan rencana penyerangan itu dilakukan dengan penyergapan oleh Densus 88/AT Polri terhadap lima terduga teroris di Bekasi, Jumat, (18/11). Kelompok itu berencana meledakkan bom bunuh diri di Istana Negara, di hari yang sama.

Densus juga melakukan penyergapan di empat daerah, yakni Tangerang Selatan; Payakumbuh, Sumatra Barat; Deli Serdang, Sumatra Utara; dan Batam. Tepat pada Hari Natal 25 Desember 2016, Densus 88 AT/Polri kembali menyergap empat terduga teroris di Jatiluhur, Purwakarta, Jawa Barat.

Pakar jaringan terorisme Al-Chaidar mengatakan Desember memiliki arti khusus bagi pelaku teror karena terkait dengan doktrin Hambali yang memerintahkan serangan di akhir tahun. Selain karena ada perayaan agama umat lain, pada bulan itu diasumsikan pengamanan lengah karena masa libur panjang. (Kim/P-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Panji Arimurti
Berita Lainnya