Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Kumpulan Berita DPR RI
WAKAPOLRI Komjen Syafruddin bertemu dengan sejumlah cendekiawan muslim kemarin. Dalam pertemuan itu dibahas rencana pembangunan pusat peradaban Islam internasional di Indonesia plus pencegahan radikalisme di Indonesia.
Tokoh muslim itu di antaranya Komarudin Hidayat, Azyumardi Azra, Syafrizal (Kementerian Agama), dan Kharuddin (Setwapres).
Menurut Syafrudin, membangun peradaban Islam tidak hanya bisa dimulai dari Timur Tengah. Dari Indonesia pun bisa.
"Kita kan tahu bahwa syiar Islam bukan hanya dari barat ke timur, tapi timur ke barat. Contohnya Syaik Yusuf. Syiar Islam itu sudah dimulai dari timur sampai ke Afrika Selatan. Jadi kita akan menggali itu," jelas Syafruddin.
Itu sebabnya universitas Islam internasional Indonesia akan dibangun dan bakal menjadi pusat peradaban Islam di Indonesia. Saat ini program itu sudah dimulai dari Polri. "Ya itu sudah banyak program ya. Progam dari BNPT, dari Polri, masuk ke kampus-kampus, masuk ke pendidikan menengah, pendidikan dasar, itu sudah ada programnya, sudah masuk ke kurikulum.
''Kepolisian pun sudah be-kerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengenai rencana membangun peradaban Islam di Indonesia.
Mantan Rektor UIN Jakarta Komarudin Hidayat dalam pertemuan itu menyebutkan pendirian universitas Islam internasional Indonesia menjadi salah satu pertimbangan bagaimana Islam yang dikenal moderat bisa berkontribusi pada dunia, terutama di negara-negara yang kini banyak disusupi paham radikalisme dan terorisme.
"Justru banyak yang menyarankan pusat studi Islam di Indonesia. Dengan mendatangkan profesor-profesor bagus, mahasiswa asing dan Indonesia di sini (di Indonesia).
''Salah satu tujuan didirikannya sekolah itu ialah Indonesia bisa berkontribusi pada dunia plus menunjukkan bahwa segala paham radikalisme di mana pun ada. Indonesia pun bisa menekan paham tersebut.
"Di Indonesia itu ruangnya menyempit karena main-stream di Indonesia itu NU dan Muhammadiyah. Itu kan jelas sudah final Pancasila dan itu moderat," kata dia.
Peran BNPT
Tak hanya polisi, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) juga punya peran penting di sini. Kemarin bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik (BPS), BNPT bakal meyusun indeks risiko terorisme berskala nasional.
Kepala BNPT Suhardi Alius mengatakan indeks itu nantinya dapat digunakan untuk memetakan potensi radikalisme dan terorisme di Tanah Air.
"Indeks itu diharapkan akan dapat memberikan gambaran mengenai keberhasilan serta kendala lapangan yang dihadapi seluruh pemangku kepentingan. Bukan cuma BNPT," ujar Suhardi.
Untuk menyusun indeks tersebut BNPT membutuhkan sejumlah data statistik dari BPS, di antaranya yang berkaitan dengan ideologi, politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Data itu akan dikombinasikan dengan indeks terorisme global. (Deo/P-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved