Dua Terduga Teroris Terjaring di Sumatra

Yose Hendra
22/12/2016 07:01
Dua Terduga Teroris Terjaring di Sumatra
(ANTARA/M N Kanwa)

BEBERAPA jam setelah penangkapan terduga teroris di Tangerang Selatan, Detasemen Khusus 88 Antiteror menangkap terduga teroris lain di Payakumbuh, Sumatra Barat, dan di Deliserdang, Sumatra Utara.

Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Komisaris Besar Martinus Sitompul mengatakan terduga teroris yang ditangkap di Payakumbuh bernama John Tanamal (JT) alias Hamzah. John ialah warga asli Payakumbuh.

"Yang bersangkutan merupakan bagian dari kelompok jaringan teroris di Solo atas nama Said," ujar Martinus di Mabes Polri, Jakarta, kemarin (Rabu, 21/12).

Sementara itu, terduga teroris yang ditangkap di Deliserdang bernama Syafii (S). Dia berperan sebagai perekrut warga Indonesia untuk berangkat ke Suriah. Ia masuk daftar pencarian orang setelah penangkapan anggota kelompok Katibah Gonggong Rebus (KGB) di Batam, Agustus lalu. "Ini merupakan salah satu orang yang melarikan diri," ungkap Martinus.

Namun, saat dilakukan penyitaan, tidak ditemukan bom dari Syafii. Hanya ada sejumlah dokumen dan buku-buku petunjuk perakitan bom. Dia sedang belajar merakit bom secara autodidak. "Ada bahan-bahan yang memang belum bisa dijadikan suatu rakitan bom," kata Martinus.

John ditangkap di Kelurahan Balai Nan Duo, Kota Payakumbuh, sekitar pukul 09.30 WIB. "Iya benar, ada penangkapan terduga teroris di Payakumbuh. Kapolres Payakumbuh dan Kapolres 50 Kota ada di lapangan untuk membantu Densus 88," ujar Kapolda Sumatra Barat Brigjen Basarudin.

Tidak lama berselang, Densus 88 dan Polda Sumatra Utara pada pukul 12.00 menangkap terduga teroris bernama Syafii (S) di rumah seorang warga di Jalan Deli Tua, Dusun 3 Aji Baho, Kecamatan Sibiru Biru, Deliserdang, Sumatra Utara.

Kabid Humas Polda Sumatra Utara, Kombes Rina Sari Ginting, menyatakan pelaku disergap di rumah orangtuanya. "Benar satu orang tadi sekitar pukul 12.00 ditangkap oleh gabungan Tim Densus 88 dan Polda Sumut," ucapnya.

Menurut Rina, Syafii diduga kaki tangan kelompok KGB pimpinan GRD yang ditangkap di Batam. Dalam penyergapan itu, Densus 88 menyita barang bukti berupa telepon seluler dan laptop.

Syafii langsung dibawa ke Markas Brimob Polda Sumut untuk diinterogasi dan hari ini akan diterbangkan ke Jakarta untuk proses pemeriksaan lebih lanjut.

Tiga kemungkinan
Pengamat terorisme, Sydney Jones, mengemukakan tiga kemungkinan kenapa ada penangkapan teroris sekarang. Pertama, kelompok militan Islamic State (IS) sudah menyuruh pengikutnya untuk beraksi di negara masing-masing kalau pintu 'hijrah' ke daulah (Suriah dan Irak) makin sulit. "Jadi, jumlah serangan di seluruh dunia meningkat di luar Suriah dan Irak pada saat perang di sana makin intens," paparnya.

Kedua, kemungkinan para teroris menjadikan momen Natal dan Tahun Baru menjadi fokus dalam beraksi karena dilihat sebagai hari raya kafir. Kemungkinan ketiga, ada info dari kelompok Bekasi bahwa ada sel-sel baru atau rencana amaliyah dahsyat.

Karena itu, ia memandang penting untuk menangkap semua anggota jaringan Bahrun Naim (BN) untuk mencegah kejadian yang tidak diinginkan.

Ditanya kenapa terorisme tetap subur di Indonesia, ia menyatakan antara lain karena terus-menurus didorong oleh orang yang berpegang pada ideologi ekstrem, seperti IS, termasuk orang yang sekarang berada di luar seperti BN, yang juga raja media sosial.

"Yang paling ditakutkan ialah pulangnya beberapa mujahidin WNI dari Suriah yang berniat menerapkan keterampilan baru dan pengalaman kombat untuk melakukan aksi dahsyat di Indonesia."(Hym/PS/P-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Panji Arimurti
Berita Lainnya