BNPT Sebut Baiat Paham Radikal Bisa Dilakukan Secara Daring

Lukman Diah Sari
20/12/2016 09:05
BNPT Sebut Baiat Paham Radikal Bisa Dilakukan Secara Daring
(Ilustrasi -- MI/Tiyok)

BAIAT oleh kelompok radikal tidak lagi dilakukan di dunia nyata, tapi sudah dilakukan di dunia maya. Paham radikalisme pun diajarkan terus-menerus, hingga korban akhirnya berbaiat ke jaringan keras.

Ketua Forum Koordinasi pencegahan Terorisme (FKTP) Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) Arfin Hamid menuturkan temuan pihaknya.

"Keyakinan terkait paham itu sangat sulit dideteksi," ucapnya diskusi 'Counter Terhadap Paham Kontra Radikalisme atau Terorisme di Makassar' di Polrestabes Makassar, Senin (19/12).

Dia menuturkan, Februari lalu, di wilayah Wajo, Sulawesi Selatan, ada seorang guru SMA, golongan IVa yang mengajar Bahasa Inggris terpapar paham radikalisme yakni IS melalui media sosial.

Awalnya, kata Arfin, dia sangat menolak tindakan IS. Namun, keyakinannya tersebut goyah.

"Dia memiliki suami orang Bima. Ketika ke Bima, bertemu dengan saudara ipar yang ternyata anggota jemaah aliran garis keras," jelasnya.

Pada bulan pertama, ungkap Arfin, guru bahasa Inggris itu menolak paham aliran keras. Namun, berselang beberapa saat, justru menunjukan tanda-tanda telah terpengaruh.

Tiga bulan kemudian, perempuan tersebut menghilang. Laporan kehilangan dibuat, suami dan keluarganya mencari. Namun tidak diketahui rimbanya.

"Ternyata ada baiat melalui media sosial, Facebooknya," tuturnya.

Saat membuka akun media sosialnya, diketahui terdapat banyak dokumen terkait para pelaku teror seperti Amrozi, Abu Bakar Basyir, hingga Santoso. Itu memberi keyakinan bahwa perempuan tersebut telah bertolak ke Suriah.

"Keluarga dari suami (ipar) yang di Semarang itu juga hilang. Diketahui Juni ada di Turki, akan ke Suriah," paparnya.

Setelah diketahui keberadaannya, kembali dibawa ke Indonesia. Namun, guru bahasa Inggris ini enggan bertemu siapapun termasuk suaminya. Selama berminggu-minggu dia menutup pintu, hanya mau ditemui oleh ibunya.

Suami yang merasa sikap istrinya itu berubah, bingung. Kembali melapor ke BNPT. Walhasil ditentukanlah status istrinya tersebut, oleh kepolisian. Hingga si istrinya itu mau keluar ruangan dan memberikan keterangan.

"Ini menunjukan, ini bukan kemiskinan. Ini benar-benar karena paham," tandasnya. (MTVN/OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya