Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
TERDUGA teroris yang ditangkap di Bekasi, diketahui menelima aliran uang sebanyak Rp6 juta dari Bahrun Naim secara bertahap untuk memuluskan aksi peledakan bom panci.
Kadiv Humas Polri Irjen Boy Rafli Amar menyebut aliran uang tersebut dikirimkan melalui transfer rekening dari luar negeri.
"Melalui transfer ya. Kita yakini dari luar negeri, dari jaringan Bahrun Naim. Itu terkait hasil yang terungkap di penyidiikan kita," kata Boy di Mabes Polri, Jumat (16/12).
Boy menyebut, ada pengiriman sejumlah uang yang digunakan untuk melancarkan aksi yang sedianya akan dilakukan di Istana Negara, saat pergantian jaga Paspampres.
Lebih lanjut, kata dia, pihaknya terus mengembangkan jaringan tersebut termasuk menelisik aliran dana yang masuk.
"Kita kembangkan terus apakah ada maksud lain," jelasnya.
Lantaran, kata Boy, bisa saja uang tersebut tidak hanya melalui Bahrun Naim.
"Karena bisa jadi bukan hanya Bahrun saja yang mengirim, tapi lewat perantara juga di negara tertentu," tandasnya.
Diketahui, total dana yang sudah mengalir ke jaringan Bekasi berjumlah Rp6 juta. Uang tersebut ditransfer Bahrun Naim beberapa tahap.
Dana sebesar Rp5 juta mengalir dari Bahrun Naim ke Muhamad Nur Solihin alias Abu Ghurob alias Abu Abdullah.
"Menerima transfer dana untuk aksi bunuh diri tersebut dari Bahrun Naim sebanyak dua kali, pertama Rp3 juta dan kedua Rp2 juta," kata Boy, Kamis (15/12).
Sementara itu, terduga teroris Agus Supriyadi alias Agus juga diketahui menerima transfer uang dari Bahrun Naim.
"Menerima uang dari Bahrun Naim sebesar Rp1 juta," jelasnya.
Uang tersebut bakal digunakan untuk kehidupan sehari-hari di indekos, di Bintara, Bekasi, sebelum melakukan aksi pada 11 Desember. Namun, aksi teror tersebut gagal. Lantaran lebih dulu ditangkap Densus 88 AT Polri.
Boy menyebut, aktivitas Solihin sudah terendus petugas. Lantaran dicurigai sempat membeli paku sebanyak tiga kilogram. Padahal Solihin tidak memiliki aktivitas pembangunan.
"Yaitu melakukan pembelian paku lima centimeter sebanyak tiga kilogram. Tapi yang bersangkutan tidak mempunyai aktivitas pembangunan," ucapnya.
Densus 88 sudah menangkap 13 orang terkait temuan bom di kawasan Bintara, Bekasi, Jawa Barat. Dari 13 orang tersebut, baru tujuh yang ditetapkan sebagai tersangka.
Mereka diduga masih saling terkait dan dalam satu jaringan sel Jamaah Ansharut Daulah (JAD). Sel jaringan baru ini diduga ciptaan Bahrun Naim. (MTVN/OL-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved