Kapolri: Kami bukan Sutradara

Lukman Diah Sari
16/12/2016 14:04
Kapolri: Kami bukan Sutradara
(MI/Sumaryanto)

KAPOLRI Jenderal Tito Karnavian menegaskan penangkapan sel jaringan teroris JAD di Bintara Jaya, Bekasi, bukan pengalihan isu terkait sidang penodaan agama Basuki 'Ahok' Tjahaja Purnama.

"Saya jawab dengan tegas ini bukan pengalihan isu, Kenapa? Karena, satu, saya sudah pengalaman dari tahun 98 menangani kasus seperti ini. Rekan-rekan yang ada di Densus ini, Polri, ini bukan sutradara. Kami tidak pernah belajar jadi sutradara," tegas pemimpin Korps Bhayangkara itu, di Mabes Polri, Jumat (16/12).

Tito menegaskan, para tersangka yang ditangkap itu bukanlah aktor maupun aktris yang pandai bersandiwara di layar kaca. Dia mengatakan, sistem hukum di Indonesia pun sudah sangat terbuka.

Menurutnya, siapapun yang ditangkap bakal diproses hingga meja hijau. Peradilan pun, kata dia, menganut sistem terbuka. Sehingga publik bisa melihat langsung, bahkan merekam kejadian tersebut.

Tito menyebut, sutradara sekelas Hollywood pun tidak akan sanggup membuat sandiwara penangkapan teroris.

"Jadi sutradara Hollywood seperti apapun yang jago, tidak akan mampu dia merekayasa kasus seperi ini. Karena mereka bukan aktor, ngapain juga dia pasang badan seolah-olah mau ngebom," bebernya.

Pasalnya, kata Tito, ancamannya pun menyeramkan, yakni hukuman mati. Sehingga tidak mungkin ada yang rela bersandiwara.

"Jadi sekali lagi, pengalihan isu tidak ada," tegasnya.

Tito memaparkan, bagaimana tim Densus 88 Antiteror Polri bekerja untuk bisa mencegah dan mengagalkan upaya bom bunuh diri agar tidak makan korban lebih banyak.

Menurutnya, tim intelijen telah bekerja selama 24 jam. Sehingga bisa mengagalkan aksi keji tersebut. Meskipun pihaknya bisa menangani aksi bom lainnya, yang sempat menjatuhkan korban. Tapi, alangkah lebih baik bila dilakukan upaya cegah dan berhasil digagalkan untuk menghindari jatuhnya korban jiwa.

"Di sini, adik-adik Densus bisa mendeteksi, bisa menggagalkan. Saya apresiasi. Jadi tolong ya masyarakat jangan mudah terpengaruh, mudah berkomentar pengalihan isu," kata dia.

Dia mengatakan, bila memang ada bukti rekayasa, masyarakat yang memiliki bukti tersebut untuk ditunjukan dan dilaporkan agar bisa ditindak tegas.

"Saya sendiri kalau ini rekayasa saya siap dicopot. Apa yang kami kerjakan adalah murni dari penyelidikan berbulan-bulan mereka. Jadi ledakkan itu tidak terjadi, dan bisa menyelamatkan masyarakat, dan kami tidak perlu pujian ini memang tugas kami. Nanti pahala dari yang maha kuasa," tandasnya. (MTVN/OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya