Mayoritas Pemuda Kecam Radikalisme

15/12/2016 06:00
Mayoritas Pemuda Kecam Radikalisme
()

MAYORITAS generasi muda di sejumlah daerah mengecam tindakan radikalisme yang mengatasnamakan agama.

Mereka menilai radikalisme berlabel agama menunjukkan pemahaman agama dari kelompok itu belum tuntas.

Penegasan tersebut terungkap dalam diskusi publik dan sosialisasi hasil survei tentang persepsi orang muda dan pemetaan internet serta media sosial tentang radikalisme dan ekstremisme di Indonesia.

Diskusi itu berlangsung di University Club UGM, Yogyakarta, kemarin, atas prakarsa Jaringan Gusdurian bekerja sama dengan Infid, NU Online, dan LKiS.

"Sebanyak 88,2% generasi muda tidak setuju dengan kelompok Islam yang menggunakan kekerasan atas nama agama," kata Manajer Advokasi Infid, Beka Ulung Hapsoro, saat membacakan hasil survei.

Survei tersebut dilakukan di enam daerah, yakni Yogyakarta, Solo, Bandung, Pontianak, Surabaya, dan Makassar, dengan melibatkan 1.200 res-ponden berusia 15-30 tahun.

"Margin of error 2,98% dengan tingkat kepercayaan mencapai 95%," jalas Beka.

Menurut dia, hasil survei menemukan 44,3% pemuda menyatakan radikalisme tidak sejalan dengan nilai-nilai agama, 18,1% tidak berperikemanusiaan, 16,7% menodai agama, dan 9,7% melanggar hukum.

Selanjutnya, dalam aspek nasionalisme, 94,5% res-ponden menyatakan bangga sebagai warga negara Indonesia, 29,7% menyatakan bangga akan keragaman suku dan agama yang saling menghormati, 26,8% bangga karena masyarakatnya saling membantu, 15,3% bangga akan keindahan alam, dan 8,4% bangga karena negara yang damai dan melindungi warganya.

Selebihnya menjawab tidak tahu/tidak menjawab.

Koordinator Nasional Ja-ringan Gusdurian Indonesia, Alissa Wahid, menyatakan keluarga perlu meningkatkan peran dalam mengantisipasi radikalisme di kalangan pemuda.

Pasalnya, 70,3% responden mengaku mengikuti nasihat orangtua terkait dengan keyakinan agama.

"Perlu penguatan peran keluarga agar gene-rasi muda tidak terjerumus oleh pengaruh di luar rumah," ucap Alissa. (FU/FL/P-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky
Berita Lainnya