Djarot Ingin Beri Pendidikan Politik

Selamat Saragih
14/12/2016 05:50
Djarot Ingin Beri Pendidikan Politik
(MI/ARYA MANGGALA)

Masyarakat dirugikan karena pasangan calon yang dihadang menjadi sulit menyerap aspirasi sekaligus menawarkan program.

Calon Wagub DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat telah memaafkan Naman Sanip, penjual bubur yang menghalang-halanginya saat berkampanye di Jl Kembangan Baru RT 05/03, Kembangan Utara, Jakarta Barat, 9 November lalu. Meski begitu, sambungnya, proses hukum harus terus berjalan.

"Secara pribadi, saya jelas memaafkan (Naman Sanip). Tetapi karena ini sudah masuk proses hukum, dan kita itu negara hukum, kami ikuti proses hukum ini," kata Djarot seusai menghadiri persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Barat, kemarin.

Mantan Wali Kota Blitar itu mengatakan persidangan kasus itu akan dapat memberikan pendidikan berpolitik, berdemokrasi, sekaligus pendidikan kesadaran hukum pada warga masyarakat.

Menurutnya, penghadangan kampanye merupakan sikap antidemokrasi.

"Biar menjadi pendidikan demokrasi. Kalau seperti itu, kan, berarti dia antidemokrasi. Dia belum tahu aturan makanya perlu dikasih pendidikan politik itu. Kan masyarakat juga menjadi rugi (akibat terjadi pengadangan)," tegasnya.

Sebelum persidangan dimulai, Djarot sempat menghampiri Naman yang sedang duduk di kursi pengunjung di ruang sidang. Keduanya juga sempat berjabat tangan dan berbincang-bincang. Pertemuan tersebut berlangsung dalam suasana yang santai serta penuh keakraban.

Jaksa penuntut umum Reza Murdani mengatakan tindakan yang mengganggu jalannya kampanye melanggar Pasal 187 ayat 4 UU No 10 Tahun 2016 tentang Pemilihan Kepala Daerah. Naman Sanip terancam penjara maksimal enam bulan atau denda paling besar Rp6 juta.
Dalam surat dakwaan, terdakwa Naman dinilai sebagai orang yang memimpin kelompok untuk melakukan penghadangan. "Kalau dari unsur pasalnya tersangka menghalangi, mengacaukan, dan mengganggu proses kampanye," kata Murdani.

Sampaikan aspirasi

Kuasa hukum tersangka Naman, Abdul Haris, mengatakan kliennya hanya ingin menyampaikan kepada Djarot terkait dengan aspirasi mengenai kasus dugaan penistaan agama yang disangkakan kepada calon Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama.

"Apa yang diputuskan dan didakwakan tidak benar. Pak Ustaz hanya menyampaikan aspirasi karena melihat Basuki yang menurut keyakinannya telah menistakan agama. Posisi Pak Ustaz ada di belakang, bukan pimpinan demo," kata kuasa hukum bernama Abdul.
Terkait dengan bantahan tersebut, Djarot mengatakan kalimat yang pertama ia lontarkan saat berada dalam kerumunan ialah menanyakan komandan kelompok penghadang. Tidak lama kemudian, Naman Sanip muncul dari kerumunan warga.

Sementara itu, calon Wakil Gubernur DKI Jakarta nomor urut tiga Sandiaga Uno memberikan pelatihan peningkatan usaha kepada 100 usaha kecil dan menengah di Jakarta, kemarin. "Teman-teman UKM dari komunitas Wanita Pengusaha Mandiri ini sudah memiliki produk sendiri. Produknya sudah hebat, ada inovasi dari ketan duren sampai sambel roa," kata Sandiaga.

Di sisi lain, Calon Gubernur DKI Jakarta nomor urut satu Agus Harimurti Yudhoyono akan melibatkan arsitek dalam membenahi dan merevitalisasi pasar-pasar tradisional di Ibu Kota. (Pol/Gol/Nyu/P-5)




Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky
Berita Lainnya