Istana: Jangan Ada Prasangka, Biarkan Polisi Bekerja

Rudy Polycarpus
13/12/2016 21:19
Istana: Jangan Ada Prasangka, Biarkan Polisi Bekerja
(ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma)

SEKRETARIS Kabinet Pramono Anung membenarkan Istana Kepresidenan memang diincar oleh tiga terduga teroris Bekasi dan seorang di Karanganyar yang telah ditangkap oleh tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Mabes Polri.

Pramono mengatakan, Kapolri Jenderal Tito Karnavian melaporkan langsung hal itu kepada Presiden Joko Widodo sebelum bertolak melakukan kunjungan kenegaraan ke India dan Iran.

"Tentu data yang disampaikan Kapolri tidak main-main. Biasanya, kalau terjadi ledakan, orang yang disalahkan pertama kali kan Kapolri. Kalau berhasil dicegah, ada sebagian masyarakat yang berprasangka. Menurut saya yang seperti ini harus dihilangkan bersama. Biarkan polisi bekerja," ujarnya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (13/12).

Meski ada ancaman bom, Pramono memastikan hal itu tidak akan berpengaruh pada pengamanan Istana Kepresidenan. Bahkan, ia mengatakan tidak akan ada penambahan personel Pasukan Pengamanan Presiden atau kepolisian secara khusus.

Pihak Istana juga tidak akan meniadakan proses pergantian jaga Paspampres secara terbuka.

"Tetapi kewaspadaan terhadap ancaman pasti ada," tandasnya.

Pada Sabtu (10/110 lalu, Densus 88 berhasil menangkap tiga orang di sebuah rumah kos di Bekasi. Mereka berinisial MNS, S, dan DYN. Kemudian seorang lagi, AS, ditangkap di Karanganyar, Jawa Tengah. Dikabarkan, DYN akan melakukan serangan bom bunuh diri di Istana Kepresidenan.

Bom itu akan diledakkan di depan Istana Kepresidenan saat pergantian jaga Paspampres pada Minggu (11/12). (OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya