Polisi Bongkar Jaringan Bahrun Naim

13/12/2016 06:00
Polisi Bongkar Jaringan Bahrun Naim
(ANTARA/Maulana Surya)

DALAM perburuan terhadap jaringan empat terduga teroris terkait dengan bom yang ditemukan di Bekasi pada Sabtu (10/12), Densus 88 menemukan sejumlah barang bukti.

Kabag Penum Mabes Polri Kombes Martinus Sitompul mengatakan barang bukti yang ditemukan di Ngawi, Solo, dan Klaten pada Minggu (11/12) tersebut meliputi asam nitrat, cairan kimia, komputer jinjing, alat komunikasi, beberapa buku tentang jihad, dan sejumlah dokumen.

"Barang bukti mengindikasikan tiga orang yang ditangkap belakangan mampu merakit bom. Dokumen yang ditemukan juga mengisyaratkan mereka berafili-asi dengan Bahrun Naim," kata Martinus di Jakarta, kemarin.

Ketiga orang yang ditangkap pada Minggu (11/12) ialah Khafid Fathoni, APM, dan Wawan Prasetyo.

Khafid ditangkap pukul 08.00 WIB di Kecamatan Widodaren, Ngawi.

Setelah itu, APM dibekuk di Solo pukul 11.00 dan Wawan Prasetyo ditangkap di Klaten.

"Khafid yang berusia 22 tahun mahasiswa perguruan tinggi di Solo. Khafid diduga ikut membantu merakit bom di Bekasi. Lalu APM, istri Nur Solikin, terduga teroris yang ditangkap di Bekasi, yang diduga membantu perakitan bom. Wawan adalah buruh yang dititipi bahan bom yang dibawa Nur Solikin sebelum ke Jakarta," ujar Martinus.

Sebelumnya, Sabtu (10/12), tim Densus 88 menangkap empat terduga teroris di daerah Bintara, Kota Bekasi.

Keempat orang itu dikabarkan akan melakukan serangan bom bunuh diri di depan Istana Pesiden, Jakarta.

Presiden Joko Widodo mengatakan tidak heran jika Istana menjadi sasaran bom teroris.

Menurut dia, teroris tidak memiliki pre-ferensi khusus dalam melakukan atau memilih tempat teror.

Jokowi mengatakan hampir semua ruang publik sudah pernah diserang teroris.

Misalnya, insiden bom Sarinah Januari lalu.

Hotel pun menjadi target teroris, yakni JW Marriott pada 2008.

"Saya lihat teroris itu tidak memilih-milih tempat," ungkap Presiden di Kantor Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor seusai perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW, Minggu (11/12).

Oleh karena itu, Kepala Negara menekankan aparat keamanan dan masyarakat harus semakin waspada terhadap ancaman terorisme.

"Aparat penegak hukum dan masyarakat bekerja sama membasmi dan mencegah terorisme."

Adanya rencana pengeboman di depan Istana Presiden, lanjut Jokowi, menunjukkan jaringan terorisme masih bergerak aktif di Tanah Air.

Menurut dia, tanpa dukungan masyarakat mustahil penegak hukum bisa memberantas terorisme.

"Terorisme masih ada, ber-gerak di antara kita. Saya minta masyarakat aktif. Jangan ada ruang sekecil apa pun untuk terorisme di Indonesia," tandas Jokowi. (Mal/Pol/Gan/Beo/X-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky
Berita Lainnya