Jokowi Resmi Buka Bali Democracy Forum 2016

Indah Hoesin
08/12/2016 13:47
Jokowi Resmi Buka Bali Democracy Forum 2016
(AP)

PRESIDEN Joko Widodo (Jokowi) resmi membuka Bali Democracy Forum (BDF) ke-9 di Nusa Dua, Bali, Kamis (8/12).

Menurut Jokowi, forum antarpemerintah tahunan yang membahas mengenai perkembangan demokrasi, khususnya di kawasan Asia Pasifik ini sangat relevan dengan situasi kawasan saat ini.

“Tema tahun ini religion, democracy dan pluralism, saya nilai sangat relevan dengan situasi kawasan dan dunia saat ini. Di tengah situasi saat ini, konflik lama dan baru terus berlanjut di sejumlah negara, berkembangnya paham-paham radikalisme dan ekstrimisme di berbagai pelosok dunia, menurunnya rasa toleran dan kemauan untuk menerima perbedaan di masyarakat dunia dan tumbuhnya xenophobia (ketakutan akan orang asing),” ujar Jokowi.

Presiden mengatakan kondisi tersebut akhirnya menimbulkan kekhawatiran, belum lagi ditambah kondisi ekonomi dunia yang tidak pasti serta tantangan politik, ekonomi, dan sosial yang terjadi hampir di seluruh negara.

“Dan dalam keadaan seperti inilah kita butuh rasa optimisme, optimisme yang dapat dihasilkan dari kita saling berbicara, yang berkembang dari kita saling bertukar pengalaman, optimisme yang saya harapkan dapat tumbuh dari kehadiran kita semua di BDF,” ujarnya.

Menurut Jokowi, demokrasi sangat penting bagi kehidupan bernegara dan hubungan dengan negara lain dan menjadi tugas bersama dalam memastikan dmeokrasi berjalan baik.

“Kita harus mendukung stabilitas, perdamaian dan mendatangkan kesejahteraan bagi rakyat, untuk tujuan itu pemerintah secara aktif mendorong sinergi antara agama, demokrasi dan tolerenasi, semua itu hendaknya terefleksikan dalam semua kebijakan nasional,” tambahnya.

Presiden juga menyinggung sejarah demokrasi di Indonesia dan terus memperjuangkan hal tersebut demi situasi kesetaraan bagi setiap orang.

“Rakyat Indonesia yakin melalui demokrasi Indonesia akan menjadi lebih baik. Demokrasi juga berarti proses yang artinya kita terus belajar dari proses yang kita jalani dalam berdemokrasi, dan kita perlu belajar dari pengalaman negara lain dalam demokrasi. Oleh karena itu Indonesia berkomitmen menjadikan forum BDF sebagai satu forum yang nyaman bagi setiap negara untuk berbagi pengalaman demokrasi, tantangan demokrasi dan mengenbangkan kerjasama dalam berdemokrasi,” tutup Jokowi.

Sementara itu, menurut Menteri Luar Negeri (Menlu) Indonesia Retno Marsudi, BDF yang telah berlangsung sejak 2008 tersebut dihadiri oleh partisipan dari 95 negara dari berbagai kawasan dan 6 Organisasi Internasional (OI).

“Secara keseluruhan jumlahnya 101 delegasi, dan untuk BDF tahun ini sangat istimewa karena kehadiran Mantan Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB 1997-2006, Kofi Annan, Sekjen ASEAN 2008-2012, Surin Pitsuwan, dan penerima Nobel Perdamaian 2015 dari Tunisia, Ouided Bouchamaoui,” ujar Menlu.

Selain itu, Menlu juga mengatakan BDF telah menjadi rujukan dunia ketika berbicara mengenai demokrasi dengan situasi atau suasana yang nyaman dimana semua bisa menyampaikan pengalamannya terkait demokrasi.

“Saat ini, kita tengah berbicara dengan beberapa negara sehingga BDF tidak hanya berpusat di Bali namun memiliki berbagai jaringan dengan menggelar BDF di negara lain yang juga akan menyebarkan nilai demokrasi. Sehingga isu yang dibahas akan lebih sesuai dengan tantangan yang dihadapi kawasan tersebut,” ujar Menlu Retno. (OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya