Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Kumpulan Berita DPR RI
PADA sidang kasus vaksin palsu yang digelar keempat kalinya, terungkap ada vaksin jenis tripacel yang mengandung merkuri. Selain itu, ketersediaan vaksin jenis pediacel, tripacel, dan tuberculin milik PT Aventis Farma Indonesia dan PT Biofarma juga pernah kosong hingga enam bulan. Namun, selama kosong permintaan masyarakat tetap tinggi.
Pendapat itu disampaikan Kepala Divisi Penjualan PT Biofarma Drajat Alamsyah dan Kepala Bidang Hukum PT Aventis Farma Indonesia Elizabeth saat bersaksi dalam persidangan kasus vaksin palsu dengan terdakwa Hidayat Taufiqurrahman dan Rita Agustina di Pengadilan Negeri Bekasi, Jawa Barat kemarin.
Bahkan, kata Drajat, kekosongan ketersediaan vaksin di instansinya terjadi dua kali. Pada November 2014 hingga Mei 2015 dan akhir 2015 hingga pertengahan 2016. "Saat itu, bahan baku pembuatan vaksin tuberculin dari negara asalnya, Denmark, kosong sehingga kami tidak bisa memproduksi vaksin jenis tersebut," jelasnya.
Drajat menjelaskan, ketika kasus vaksin palsu mencuat, Biofarma sempat menguji keaslian vaksin tuberculin yang diperoleh dari penyidik. Hasilnya vaksin palsu tidak menunjukkan identitas vaksin tuberculin. Di sisi lain, sebagai produsen dan importir vaksin, pihaknya pun tidak berwenang dalam pendistribusian sediaan farmasi. Karena itu, perusahaan BUMN itu menunjuk empat distributor resmi, yakni PT Rajawali Nusindo, PT Indofarma Global Medika, PT Sagi Capri, dan PT Merapi.
Pada kesempatan yang sama, Elizabeth mengatakan, saat ini pihaknya masih menguji sampel atas vaksin tripacel palsu, di pabrik asalnya di Kanada. Namun, dari dua vaksin yang diuji, pihaknya baru mendapatkan hasil pengujian vaksin tripacel. "Seharusnya vaksin tripacel memiliki kandungan mercuri 0%," ungkap Elizabeth.
Menurutnya, sebagai importir vaksin pediacel dan tripacel, PT Aventis Farma Indonesia tidak berwenang mendistribusikannya. Karena itu, pihaknya menunjuk distributor resmi PT Anugrah Pharmindo Lestari (APL).
Di sisi lain, jaksa penuntut umum Andi Adikawira mengatakan kekosongan vaksin yang terjadi pada kedua perusahaan itu ada sebelum kasus vaksin palsu menguak pada pertengahan 2016. Andi menambahkan, fakta baru dari kasus vaksin palsu itu ialah vaksin asli jenis pediacel dan tripacel diimpor dari penyuplai di Prancis. Karena itu, tidak mengherankan bila harga yang dibanderol di pasaran pun fantastis, berkisar Rp800 ribu. Semenetara itu, yang palsunya dihargai Rp275 ribu. (Gan/X-7)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved