Ada Pijat Gratis di Aksi 2 Desember

Deni Aryanto
02/12/2016 12:05
Ada Pijat Gratis di Aksi 2 Desember
(ANTARA)

DI beberapa ruas jalan menuju kawasan Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat, paket makanan dan minuman banyak dibagikan kepada peserta aksi Doa dan Zikir bersama 2 Desember 2016 (212).

Berbeda dengan kegiatan aksi unjuk rasa sebelumnya di tempat yang sama maupun tempat lainnya, ada layanan baru yang disajikan kepada peserta aksi pada kesempatan ini.

Sebuah kendaraan minibus promosi kesehatan ukuran sedang terparkir di salah satu sisi Jalan Medan Merdeka Selatan. Layanan yang disediakan Dompet Dhuafa itu siap melayani pijat gratis bagi peserta yang membutuhkan. Terpampang spanduk warna hijau pada minibus bertuliskan 'MOBIL PIJAT, Letihmu Urusan Kami'.

Duduk berselonjor beralaskan tikar, Asiah, 52, terlihat merasa nyaman saat tangan dan kakinya mendapat pijatan seorang tunanetra.

Rasa lelah memang cukup dirasakan pria asal Serang, Banten itu. Untuk sampai ke kawasan Monas, dirinya harus berjalan kaki bersama peserta lain sejauh lebih dari 3 kilometer dari Stasiun Tanah Abang.

"Kaki pegal-pegal. Dari stasiun (Tanah Abang) mau naik angkot malah enggak ada, soalnya macet banget. Giliran sudah mau lewat jalan arah bundaran (Patung Kuda) malah ditutup, katanya sudah penuh. Jadi muter lewat perempatan dekat Sarinah (Kebon Sirih)," katanya.

Meski demikian, ia mengaku tetap antusias mengikuti kegiatan. Menurutnya, perjuangan yang dilalui tidak seberapa dibanding peserta lainnya. Iapun bersyukur ada layanan pijat gratis yang tidak diduga sebelumnya.

"Katanya banyak (peserta) yang jalan kaki dari Jawa Barat. Ini tadi ketemu (layanan pijat gratis) enggak sengaja pas lewat. Alhamdulillah ada yang mijitin," ucapnya tertawa.

Dikatakan Iqbal, salah satu petugas kendaraan promosi kesehatan, ada 50 tenaga pemijat tunanetra yang bersiaga melayani peserta aksi.

Para terapis tersebut didatangkan dari Jawa Barat, Bekasi, dan Jakarta Timur. Tentunya layanan tersebut diberikan secara gratis.

"Keberadaan tukang pijat supaya peserta demo (doa dan zikir) rileks. Memang cukup banyak yang membutuhkan. Apalagi kemarin banyak yang datang dari Ciamis, Tasik, Jawa Barat, pasti pada lelah," ujarnya.

Meski diberikan secara cuma-cuma, Iqbal meyakini kalau petugas tidak menyediakan tenaga pemijat secara sembarangan. Setiap hari, profesi serupa memang menjadi aktivitas rutin yang bersangkutan di lingkungannya. Ada 50 tenaga pemijat tunanetra yang disiagakan.

Dompet Dhuafa sengaja menyediakan layanan yang belum diberikan pihak lain.

"Pasti aman dong. Setiap hari kan mereka profesinya sebagai tukang pijat. Kita beri pijat gratis selama kegiatan aksi berlangsung," tutupnya. (OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya