Pengamat: Posisi Fahri Hamzah Bisa Saja Dilengserkan

Micom
30/11/2016 22:28
Pengamat: Posisi Fahri Hamzah Bisa Saja Dilengserkan
(MI/Galih Pradipta)

KETUA Umum Partai Golkar Setya Novanto resmi menjabat sebagai Ketua DPR setelah resmi menggantikan Ade Komarudin melalui Sidang Paripurna DPR, Rabu (30/11).

Pengajuan dan persetujuan nama Novanto itu tergolong sangat cepat dari waktu dua pekan yang diperkirakan sebelumnya. Kembalinya Novanto menjabat Ketua DPR, di tengah terjadinya dinamika politik nasional saat ini, membuat komposisi pimpinan DPR akan berpengaruh.

Pengamat politik Maksimus Ramses Lalongkoe mengatakan, kembalinya Novanto di kursi Ketua DPR berpeluang besar terjadinya perubahan komposisi pimpinan DPR.

Menurut dia, Setya Novanto bisa saja mengusulkan ulang nama pimpinan DPR jika ada pimpinan DPR yang tidak sejalan dengan keinginannya. Selama ini, Ketua Umum Partai Golkar itu cukup dekat dengan pihak Istana dan selalu membangun komunikasi politik dengan Presiden Joko Widodo.

Relasi baik ini tentu memudahkan langkah politik Novanto di Senayan untuk mengocok ulang nama pimpinan DPR.

"Secara politik Pak Novanto punya hubungan baik dengan Istana, khususnya dengan Presiden Joko Widodo. Novanto terus membangun komunikasi dengan Presiden, pertanda ada relasi baik di tengah berkembangnya dinamika politik nasional saat ini. Hal ini tentu saja Novanto akan mencari sosok yang tepat untuk bekerja sama di DPR khususnya jajaran pimpinan DPR," ujar Ramses kepada wartawan di Jakarta, Rabu (30/11).

"Pak Novanto bisa saja mengusul ulang nama pimpinan DPR agar bisa berjalan selaras. Dan analisis saya, wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menjadi bagian dari upaya pengocokan ulang nama pimpinan DPR," sambung Direktur Eksekutif Lembaga Analisis Politik Indonesia itu.

Ia menjelaskan, selama ini Fahri dinilai terus berseberangan dengan Presiden Joko Widodo, bahkan Fahri turut turun ke jalan berunjuk rasa pada 4 November 2016 lalu. Kondisi ini tentu berpengaruh terhadap hubungan baik dengan pemerintahan Presiden Joko Widodo.

Lebih lanjut, dosen Komunikasi Politik Universitas Mercu Buana itu menjelaskan, secara politik Novanto perlu mengamankan lembaga DPR dari berbagai isu makar terhadap Presiden selama ini. Salah satu bentuk upaya mengamankan ini melalui pimpinan DPR yang bisa bekerja sama.

"Pergantian Ade Komarudin dari kursi Ketua DPR tidak bisa terpisahkan dari situasi politik nasional saat ini. Setya Novanto bisa saja memberikan perlindugan terhadap Presiden Jokowi Dodo melalui lembaga DPR," ucap Ramses. (RO/OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya