Jangan Mudah Terpancing Provokasi SARA

Damar Iradat
30/11/2016 11:08
Jangan Mudah Terpancing Provokasi SARA
(Direktur Wahid Foundation Yenny Wahid -- MI/Galih Pradipta)

DIREKTUR Eksekutif Wahid Foundation Yenny Wahid berharap masyarakat tidak mudah terpengaruh provokasi yang menggunakan isu suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA). Isu SARA berpotensi memicu konflik di Indonesia.

"Jadi, kami mengimbau masyarakat jangan mudah terpancing isu SARA, selalu kedepankan sikap kritis," katanya di Jakarta, Selasa (29/11), seperti dikutip dari Antara.

Oleh karena itu, Yenny mengatakan sangat penting untuk meneliti terlebih dulu setiap menerima informasi atau ajakan untuk melakukan sesuatu. Tidak hanya itu, setiap ajakan juga perlu diselidiki siapa di belakang itu semua.

Putri kedua Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid itu juga mengimbau agar masyarakat bisa saling menjaga kerukunan antarsesama umat beragama dan menjaga keanekaragaman budaya yang sudah dimiliki bangsa Indonesia sejak dahulu kala.

Sebetulnya, kata Yenny, banyak orang atau negara yang ingin mencontoh Indonesia dalam hal kerukunan antarumat beragama. Namun, sekarang ini, Indonesia diganggu baik dari dalam maupun dari luar yang ingin melihat Indonesia tidak aman lagi.

"Ini kepentingan geopolitik juga. Kita harus waspada terhadap kepentingan-kepentingan itu. Karena apa pun Indonesia itu adalah negara yang sangat strategis," katanya.

Terkait rencana aksi massa 2 Desember mendatang, Yenny sependapat dengan pernyataan beberapa tokoh tentang kemungkinan aksi itu akan ditunggangi kelompok radikal teroris.

Apalagi faktanya pada aksi sebelumnya, 4 November, telah dimanfaatkan kelompok teroris untuk membuat kekecauan, meski akhirnya bisa diatasi oleh kepolisian.

"Teroris itu selalu menunggu momen tercipta konflik untuk masuk dan menciptakan medan jihad versi mereka di mana saja. Jadi potensi penunggangan oleh teroris ketika terjadi konflik horizontal di tengah-tengah masyarakat itu besar. Ini yang harus diwaspadai masyarakat," katanya.

Ia juga mengimbau agar aksi 2 Desember tidak sampai menjadi ajang pemaksaan kehendak. Untuk itu, ia meminta agar masyarakat bisa melaksanakan dan mengekspresikan aspirasi dengan tenang dan sedapat mungkin menghindari aksi-aksi kekerasan. (MTVN/OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya