Jelang Natal dan Tahun Baru, Polri Berkoordinasi dengan Kemendag dan Kemenhub

Lukman Diah Sari
29/11/2016 11:31
Jelang Natal dan Tahun Baru, Polri Berkoordinasi dengan Kemendag dan Kemenhub
(ANTARA)

JELANG libur Natal 2016 dan Tahun Baru 2017, Mabes Polri melakukan koordinasi dengan Kementerian Perdagangan dan Kementerian Perhubungan. Koordinasi dilakukan dengan seluruh jajaran Polda melalui video conference yang juga melibatkan Kapolri Jenderal Tito Karnavian, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, dan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, di Rupatama Mabes Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (29/11).

Tito Karnavian menyebut menjelang Natal dan Tahun Baru bakal ada banyak pergerakan masyarakat yang bertujuan berlibur merayakan Natal dan Tahun Baru. Dengan begitu, diyakini bakal ada peningkatan konsumsi pangan dan perjalanan.

"Kita rapat bersama dengan Menhub dan Mendag dan beberapa instansi terkait PUPR, kesehatan, pertamina, jasa marga, dan instansi terkait. Pada prinsipnya kita persiapan antisipasi," jelas Tito usai melakukan video conference.

Tito menyebut, pengamanan maksimal bakal diberikan untuk tempat-tempat ibadah. Selain itu, pihaknya juga bakal meredam potensi konflik.

Sementara itu, Menhub berpendapat, dalam koordinasi kali ini ada pengamatan yang saling terintegrasi untuk menjadi dasar melakukan operasi akhir tahun.

"Dari perhubungan akan menilik moda angkutan darat, laut, dan udara yang akan diberdayakan untuk berkolaborasi dengan angkutan yang ada," bebernya.

Selain itu, kemenhub pun bakal mengecek kendaraan massal seperti pesawat dan kereta api, juga kapal laut. Kondisi juga prediksi kemacetan pun bakal dipantau kembali.

"Hal lain tempat khusus kita elaborasi lagi, tahun lalu ada Brexit, kemungkinan kemacetan di Merak, Bakauheni, dan beberapa tempat di Jabar, Jateng, dan Jatim," ujarnya.

Terkait dengan stok pangan, Mendag menyakini, jelang Natal dan Tahun Baru, stok pangan khususnya beras aman. Sehingga tidak perlu ada kekhawatiran.

"Stok ketersediaan bahan pokok pangan tidak perlu ada kekhawatiran karna cukup. Beras ckup enam bulan. Rata rata sampai Februari ketersediaan bahan pokok di luar beras, itu siap. Karna beras bisa sampe enam bulan," jelasnya.

Sementara itu, yang bakal dikhawatirkan, kata Mendag, adalah distribusi pangan. Yang sangat dipengaruhi oleh cuaca dan kondisi selama perjalanan, macet.

"Jauh-jauh hari akan dikeluarkan aturan oleh Kemenhub sehingga kami akan sosialisasikan kepada distributor utama agar siapakan diri untuksalurkan barang itu sampai kepada distributor keempat dan ke lima sampai pada ke pasar," jelasnya.

Tidak hanya itu, pihaknya bakal lakukan kunjungan pasar untuk memantau langsung dan juga untuk menghindari upaya penimbunan. Bila ada indikasi penimbunan, kata Mendag, pihaknya segera berkoordinasi dengan kepolisian.

"Saya meyakini kalau terjadi hanya sedikit, karna kami akan ajak bicara mereka, para distributor agar mereka mengendalikan jaringan d2 d3 d4 sampai d5. Dg kondisi seperti itu diharapkan gejolak pangan tidak perlu dikhawatirkan," jelasnya.

Tidak sampai di situ, pihaknya bakal lakukan intervensi pasar bila terjadi gejolak harga di pasaran.

"Kami akan hindari intervensi pasar sehingga tidak ada gejolak, kita enggak mau pasar terganggu sejauh harganya stabil. Jika ada gejolak harga tidak wajar maka kami akan lakukan intervensi pasar itu," tukasnya. (MTVN/OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya