Isu Hoax dan Hate Speech Berkorelasi dengan Momentum Pilkada

Nicky Aulia Widadio
26/11/2016 20:20
Isu Hoax dan Hate Speech Berkorelasi dengan Momentum Pilkada
(Ilustrasi)

KEPOLISIAN Negara Republik Indonesia (Polri) tidak menampik bahwa momentum pemilihan kepala daerah (Pilkada) memiliki korelasi dengan merebaknya penyebaran isu berita palsu (hoax) dan ujaran kebencian (hate speech) di ranah media sosial.

Selain melakukan patroli siber, polisi mengimbau agar masyarakat tidak begitu saja memercayai segala jenis informasi yang beredar di medsos.

Kepala Bagian Penerangan Umum Polri Komisaris Besar Martinus Sitompul mengatakan berbagai isu hoax dan laporan polisi yang berawal dari konten provokatif di medsos tidak dimungkiri memiliki korelasi dengan momentum pilkada serentak 2017.

"Ada korelasi dan relevansinya dengan persaingan di pilkada," ujar Martinus, saat dihubungi di Jakarta, Sabtu (26/11) petang.

Polri sendiri memiliki tim cyber crime yang rutin melakukan patroli di dunia maya guna mengawasi para pengguna medsos. Saat ini, kata Martinus, tim cyber crime Polri telah hadir hingga di tingkat Polres setempat guna mempermudah penanganan kasus-kasus yang berkaitan dengan ranah dunia maya.

"Sebelumnya hanya di Mabes Polri dan Polda, tapi sekarang di tingkat Polres pun kita siagakan tim cyber patrol. Mereka surfing dan mengidentifikasi mana yang termasuk hate speech misalnya, atau bukan," ujar Martinus.

Terkait isu hoax, sebagai langkah antisipasi, Martinus meminta agar masyarakat untuk melakukan cek dan cek kembali terhadap setiap informasi yang beredar di dunia maya. Sebab, di dunia maya, siapa pun bisa menciptakan konten informasi yang kebenarannya belum tentu bisa dipertanggungjawabkan.

Salah satu caranya, lanjut Martinus, ialah dengan mencari tahu sumber informasi tersebut apakah berasal dari pihak yang terpercaya atau tidak.

"Jangan meneruskan berita-berita yang tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. Juga jangan menyebarkan informasi dengan konten-konten bernada kebencian dan provokatif," ujar Martinus.

Ia mencontohkan merebaknya isu pertemuan antara Kapolri Jenderal Tito Karnavian dengan sejumlah pengguna medsos. Pertemuan tersebut, oleh Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Boy Rafli Amar, dinyatakan sebagai pertemuan terkait pencegahan penyebaran isu hoax di medsos.

Namun, foto pertemuan yang beredar kemudian disebutkan bahwa pertemuan tersebut sarat politis lantaran pihak yang hadir disebut-sebut sebagai pendukung dari salah satu calon Gubernur DKI Jakarta, yakni Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Secara tegas, Polri membantah hal tersebut.

Boy Rafli menerangkan pertemuan tersebut membahas mengenai isu hoax di medsos yang kerap beredar. Kebetulan, Kapolri juga memiliki keinginan untuk memberikan arahan terkait partisipasi di kalangan cyber society terkait kehadiran isu hoax tersebut. (OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya