Presiden Pacu Optimisme Publik

Tesa Oktiana Surbakti
25/11/2016 07:50
Presiden Pacu Optimisme Publik
(Presiden Joko Widodo (tengah) memukul rebana pada pembukaan Kongres XVII Muslimat NU di Asrama Haji Pondok Gede---MI/Panca Syurkani)

DI tengah suhu politik yang masih memanas, Presiden Joko Widodo memastikan pertumbuhan ekonomi tetap terjaga. Karena itu, kata Presiden, optimisme tidak boleh redup.

"Jangan sampai kita kehilangan optimisme meskipun situasi politik menghangat, terutama karena pilkada DKI. Kalau dua-tiga minggu lalu saya masih naik kuda karena dinamika politik yang memanas, sekarang kita harus fokus lagi pada persoalan ekonomi yang menjadi target kita semua," kata Presiden di hadapan para pemimpin perusahaan (chief executive officer) di Jakarta, kemarin (Kamis, 24/11).

Dalam gelaran CEO Forum itu hadir 100 pemimpin perusahaan, baik BUMN maupun swasta.

Presiden mengatakan dalam pilkada serentak 2017, selain digelar pemilihan Gubernur DKI, juga ada pemilihan kepala daerah di 101 provinsi, kabupaten/kota seluruh Indonesia. "Saya ingin memberikan sinyal kepada dunia usaha bahwa roda pemerintahan berjalan seperti biasa," tegas Kepala Negara.

Pun untuk memastikan situasi aman, Presiden Jokowi pada Minggu (20/11) mengunjungi Pondok Indah Mall, Jakarta Selatan.

Di hadapan para pemimpin perusahaan, Jokowi menyoroti perkembangan implementasi program pengampunan pajak (<>tax amnesty) yang nyaris tersalip isu politik mutakhir. Padahal, reformasi fiskal itu memiliki target repatriasi aset yang cukup besar, yakni sekitar Rp1.000 triliun.

Di sisi lain, Presiden Joko Widodo mengingatkan semua pihak untuk terus menjaga dan merawat kemajemukan bangsa Indonesia.

"Saya sering diingatkan oleh Ibu Sinta Nuriyah (istri Gus Dur) mengenai keberagaman, kemajemukan kita untuk berhati-hati. Inilah anugerah Allah yang harus kita jaga dan rawat," kata Presiden Jokowi saat membuka Kongres XVII Muslimat NU di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, kemarin.

Jokowi juga mengingatkan bahwa bangsa Indonesia ialah bangsa yang majemuk dan beragam dengan 646 bahasa lokal dan lebih dari 1.000 suku.

Klarifikasi makar
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto menegaskan informasi rencana unjuk rasa hari ini yang disebut Kapolri Jenderal Tito Karnavian terindikasi makar tidak bertujuan meresahkan masyarakat.

"Aparat keamanan tidak mungkin membuat resah. Justru yang meresahkan, ya, kelompok liar, kelompok yang tidak terkontrol dan yang melanggar hukum," ujarnya di Jakarta, kemarin.

Komisi III DPR akan memanggil Kapolri Jenderal Tito Karnavian terkait dengan pernyataannya ada potensi makar pada Senin (28/11).

"Sepantasnya pernyataan seperti itu dikeluarkan setelah ada rapat koordinasi. Namun, buktinya Kapolri mengatakan ada makar, tetapi Menteri Pertahanan dan Wakil Kapolri bilang tidak ada," kata Wakil Ketua Komisi III DPR Benny K Harman di Gedung Nusantara II, Jakarta, kemarin.

Pascaunjuk rasa pada 4 November dan menjelang demonstrasi 2 Desember, Kapolri Jenderal Tito Karnavian melakukan safari ke para tokoh muslim, di antaranya mengikuti istigasah. "Pak Kapolri ingin membuka ruang komunikasi yang lebih baik," jelas Kadiv Humas Irjen Boy Rafli Amar di Mabes Polri, Jakarta, kemarin.

Terkait dengan penguatan NKRI, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menggagas Nusantara Bersatu di seluruh Indonesia pada 30 November.

Di Jakarta, acara itu dipusatkan di Monas pukul 07.00 WIB. "Temanya Indonesia milikku, Indonesia milik kita bersama, itulah Bhinneka Tunggal Ika," kata Gatot, di Kantor Kemendagri, Jakarta, kemarin.

Meskipun tidak ada pemberitahuan aksi hari ini, Polda Metro Jaya tetap menyiagakan personel.(Gol/Nur/Ant/X-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Panji Arimurti
Berita Lainnya