(Wawancara) Basuki Tjahja Purnama: Gratis sampai Perguruan Tinggi

Nuriman Jayabuana
21/11/2016 08:02
(Wawancara) Basuki Tjahja Purnama: Gratis sampai Perguruan Tinggi
(Ilustrasi/MI/Seno)

SEMUA program yang telah berjalan akan terus dilanjutkan, termasuk merelokasi warga di bantaran sungai. Perbaikan di sana-sini mengiringi program-program yang sudah ada. Itu antara lain tekad calon Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama bila kembali menjabat gubernur. Berikut petikan wawancaranya dengan wartawan Media Indonesia, Nuriman Jayabuana.

Apa program-program unggulan yang Bapak siapkan?
Anda jangan lupa, saya kan di DKI udah empat tahun lo. Jadi, jangan samakan saya dengan calon lain yang baru mau bikin program. Saya itu sudah kerjakan program dari 2012.

Salah satu persoalan Jakarta ialah banjir, kenapa belum tuntas?
Kalau banjir kamu lihat saja, Dinas Tata Air jalan terus kok. Mereka sudah lakukan, tinggal butuh waktu. Ini kan baru, sudah kita bikin tanggul, semua baru. Tanggul diberesin lagi. Semua waduk dikerjain semua saluran mulai dibuka untuk normalisasi.

Di bidang kesehatan apa yang akan dibenahi?
Kesenangan saya itu sederhana saja kalau semua anak kecil sudah dapat vaksin. Ternyata kan puskesmas sudah bekerja dengan baik. Ini berarti mulai kelihatan sebenarnya, pelayanan kesehatan sudah mulai berjalan baik. Namun, memang untuk kamar kelas tiga rumah sakit masih perlu dibuat lebih manusiawi. Sekarang empat ranjang untuk satu ruangan kelas tiga. Dulu itu bisa sampai 10 ranjang sekamar. Kita juga mau terus bangun beberapa RSUD.

Apa terobosan di bidang pendidikan?
KJP (kartu Jakarta pintar) nantinya diteruskan masuk perguruan tinggi, namanya KJMU, mau kami kasih satu anak Rp18 juta setahun. Namun, mau kami evaluasi lagi mungkin Jakarta butuhnya Rp30 juta per anak supaya semua anak bisa selesai sekolahnya. Rencananya kita maunya itu seluruh perguruan tinggi negeri sudah kerja sama. Jadi, orang Jakarta bisa milih kuliah di mana saja dia mau.

Apakah relokasi warga bantaran kali bakal lanjut?
Ya terus dong, sekarang kami bangun banyak rusun. Memang ada iuran Rp5.000-15 ribu sehari, tapi bukan uang sewa. Itu untuk pemeliharaan. Kalau direlokasi jadi warga rusun, anaknya kan juga otomatis dapat KJP dan KJS. Biaya pendidikan semua ditanggung. Kalau anaknya diterima di perguruan tinggi negeri, kami kasih bantuan Rp18 juta setahun. Naik bus ke mana saja jadi gratis, apa enggak untung?

Lokasi rusunawa disebut terlalu jauh, itu bagaimana?
Kalau masih mengeluh jadi serbajauh ya sekarang kamu tahu enggak, hampir satu juta orang Bogor kerja di Jakarta. Mengeluh tidak?

Bagaimana dengan mata pencaharian mereka?
Mau dagang kita bantu, mau gerobak kita kasih, asal Anda mau dagang, mau bercocok tanam kita kasih bibit. Semua bergantung pada kamu rajin atau malas. Kalau mau terus jadi Pak Ogah di Jakarta ya memang susah. (P-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya