Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
KEPOLISIAN Republik Indonesia (Polri) menjadi tuan rumah penyelenggaraan Sidang Umum ke-85 Interpol. Dalam kesempatan ini, Polri akan mengupayakan kerja sama internasional dalam penanganan kasus terorisme, cyber crime, dan kejahatan terorganisir.
Sidang Umum Interpol dihadiri delegasi dari 167 negara dan dihelat pada 7 November hingga 10 November 2016 di Nusa Dua Convention Center, Bali. Kesempatan ini dirasa penting untuk mengedepankan penanganan isu-isu lintas negara.
"Bagaimana apabila dalam proses kerja sama berkaitan dengan ektradisi dan sebagainya. Ini jadi sesuatu yang diharapkan dari negara-negara tersebut, agar yang sedang menegakkan hukum diberi kesempatan jika yang dicari berada di luar negeri," papar Kadiv Humas Polri Irjen Boy Rafli Amar, di Nusa Dua Bali, kemarin (Minggu, 6/11).
Dalam hal terorisme, ia menyatakan pihak Polri juga akan berupaya memperkuat kerja sama dengan kepolisian di negara-negara Timur Tengah. Boy Rafli mencontohkan banyaknya warga negara Indonesia yang menjadi korban Kelompok Bahrun Naim, yang menjadi milisi ISIS.
"Mereka harus paham ketika kita berikan red notice, mereka harus berusaha bagaimana mereka diamankan dan diserahkan. Ini terdengar mudah, tapi enggak gampang dilaksanakan," tambahnya.
Kapolri Jenderal Tito Karnavian akan menjadi pembicara utama dalam isu penanganan terorisme ini. Tema ini dianggap penting karena biar dunia tahu bahwa Indonesia selalu berperan aktif dalam memerangi terorisme.
Seluruh anggota Interpol bisa saling belajar, saling berbagi, pengalaman dan teknologi, strategi memerangi terorisme.
Sektetaris National Central Bureau (NCB) Interpol Brigadir Jenderal Naufal Yahya mengatakan permasalahan terorisme saat ini tengah mengancam dunia. Ruang gerak pelaku terorisme juga tak mengenal batas. "Pelaku kejahatan berpindah dengan cepat. Kalau tanpa bantuan Interpol, susah," tukasnya.
Terutama, jika pelaku kejahatan melarikan diri ke negara lain, Polri tak bisa menangkap sendiri. Selain itu ada pula sejumlah prosedur yang bisa difasilitasi Interpol dalam hal ini. "Secara analisis biaya tentunya lebih murah," ujar Naufal.
Kejahatan kelautan
Menteri Perikanan dan Kelautan Susi Pudjiastuti turut menjadi pembicara utama. Susi akan berbicara mengenai penangkapan ikan ilegal. Sebab, dalam kasus-kasus illegal fishing selama ini diketahui para pelaku menggunakan kapal-kapal asing. U
ntuk itu, kesempatan ini dirasa penting untuk menyampaikan keberatan Indonesia terkait eksploitasi sumber daya alam di area terluar yang kerap kali dimanfaatkan pihak asing.
Selain itu, bentuk-bentuk kejahatan terorganisasi dalam konteks ini antara lain masalah human trafficking, tindak pidana pencucian uang, serta isu narkoba.
"Pelaku kejahatan terorganisasi bisa mentransfer uang dengan cepat, sehingga akan lebih mudah ditelusuri melalui jaringan Interpol," kata Naufal Yahya.
Untuk sementara, hingga saat ini sudah hadir Presiden Interpol Madam Mirelle Ballestrazzi, asal Prancis, Sekjen Interpol Jurgen Stock asal Jerman.
Sampai dengan Minggu pukul 12.00 Wita, sudah hadir pejabat setingkat menteri dari 13 negara, pejabat kepala polisi dari 39 negara, dan delegasi yang sudah hadir 826 peserta.(OL/P-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved