Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Kumpulan Berita DPR RI
PRESIDEN ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) secara tidak langsung membantah kabar bahwa dirinya dan Partai Demokrat merupakan penggerak sekaligus penyumbang dana untuk aksi unjuk rasa besar-besaran 4 November mendatang.
SBY mengatakan hal itu karena ia telah mendengar bahwa dirinya dituding sebagai aktor penggerak demo dari beberapa informasi yang ia dapatkan.
“Dalam menanggapi laporan tidak berdasar itu, saya tidak sekedar bicara. Saya kumpulkan keterangan. Saya korek apa yang ada dalam pikiran para penyelenggara negara, jajaran pemeritahan, dan beliau-beliau yang mengemban amanah. Sekali lagi saya tahu, saya dengar, dan saya kroscek benar adanya (tudingan saya sebagai penggerak demo). Mudah-mudahan yang saya dengar itu tidak benar kalau ada analisis intelejen, kalau ada pihak ini yang mendanai, menggerakkan, parpol ini yang punya kepentingan untuk menggerakkan unjuk rasa besar itu,” jelas SBY yang juga Ketua Umum Partai Demokrat saat memberi keterangan pers di Puri Cikeas Bogor, Rabu (2/11).
Saat memberi keterangan pers, SBY didampingi istrinya, Ani Yudhoyono, Ketua Fraksi Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono, dan jajaran pengurus partai Demokrat seperti Wakil Ketua Umum Demokrat Syarif Hasan dan Roy Suryo, dan Wasekjen Demokrat Didi Irawadi.
SBY juga mempertanyakan dan menyinggung kerja-kerja intelejen saat ini yang dengan mudah menuduh seseorang tanpa bukti dan fakta yang jelas.
Menurutnya, sangat berbahaya jika intelejen saat ini melakukan dua kesalahan yaitu intelejen failure dan intelejen error. Intelejen failure, menurut SBY, terjadi ketika laporan intelejen tidak tepat.
“Seperti tenang pak, aman-aman saja pak, ini paling-paling unjuk rasa 500 orang tiba-tiba 500 ribu terjadi sesuatu semua tidak siap,” ucapnya.
Adapun intelejen error terjadi karena analisis yang bengkok tidak berdasar data dan fakta namun langusung menyimpulkan dengan menuduh seseorang.
“Dikait-kaitkan ambil sumber sosial media, termasuk buzzer dianalisis ‘ah pasti ini yang gerakkan, ini yang mendanai,” cetusnya.
SBY pun membandingkan saat dirinya menjadi Presiden selama 10 tahun dimana intelejen tidak mudah melaporkan tanpa adanya info yang akurat. Apalagi menuduh seseorang sebagai penggerak atau pendana aksi unjuk rasa.
“Dulu saya tidak pernah dengan mudah menuduh, mencurigai ada orang-orang besar mendanai aksi unjuk rasa, ada orang-orang besar menggerakkan unjuk rasa kalau dikaitkan situasi sekarang kalau ada analisis intelejen seperti itu saya kira berbahaya,” tukasnya.
SBY menyebut jika tudingan terhadap dirinya dan Partai Demokrat merupakan fitnah dan penghinaan kepada rakyat yang menurutnya melakukan unjuk rasa bukan karena dibayar, melainkan karena ingin menyuarakan hati nurani.
“Uang tidak ada gunanya apalagi kalau urusan aqidah,” ketusnya.
Terkait aksi demo 4 November mendatang, SBY sependapat dengan pemerintah agar aksi demo tidak dilakukan dengan anarkis.
Ia ingin aksi demo dilakukan dengan damai, tertib, sesuai aturan, dan tidak merusak.
Bahkan bilamana, kata SBY, pemerintah merasa unjuk rasa tersebut akan berakhir ricuh, pemerintah bisa mencegahnya dengan cara menutup jalur-jalur pendemo yang akan menuju Jakarta.
“Setiap orang punya hak politik untuk menyampaikan pandangannya, pikiran bahkan protes-protesnya asalkan tertib, damai, tidak melanggar aturan dan tidak merusak. Tapi harus ingat bagi siapapun unjuk rasa bukan kejahatan politik, unjuk rasa bagian dari demokrasi asalkan tidak anarkis,” pungkasnya. (OL-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved