Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
RIVALITAS tajam Joko Widodo dan Prabowo Subianto semasa Pilpres 2014 tidak menghalangi keduanya untuk terus merawat persatuan dan kesatuan sesama anak bangsa.
Sekitar 2 jam kedua pemimpin itu bertemu kemarin di kediaman Prabowo Subianto di Desa Bojong Koneng, Hambalang, Bogor, Jawa Barat. Joko Widodo sebagai presiden RI menyambangi Ketua Umum DPP Partai Gerindra itu dalam suasana akrab. Kehangatan diperlihatkan sejak Presiden Jokowi tiba, saat mereka berbincang di lantai di kediaman Prabowo, dan ketika keduanya berkuda bersama.
Gesture kedua pemimpin disambut positif banyak kalangan di tengah suasana politik yang memanas menjelang unjuk rasa umat Islam pada Jumat (4/11) yang menggugat pernyataan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama terkait dengan dugaan penis-taan agama.
Menurut Guru Besar Fakultas Psikologi UI, Hamdi Muluk, pertemuan kedua pemimpin memberikan sinyal positif di tengah ketegangan isu agama. Pertemuan itu diklaim dapat mencegah perpecahan dalam masyarakat.
Pesan penting dari pertemuan itu, menurut Hamdi, ialah menjaga keutuhan bangsa jauh lebih penting daripada menuruti keinginan segelintir pihak.
“Dua orang ini kan figur sentral dalam konteks polarisasi seputar isu yang diangkat pada 4 November. Kalau mereka sudah sepakat memakai cara-cara sejuk dan damai, seha-rusnya diikuti juga oleh arus bawah,” lanjutnya.
Pengamat politik LIPI, Syamsuddin Haris, juga melihat pertemuan itu merupakan upaya Presiden mengajak Prabowo ikut menciptakan suasana kondusif dan damai.
Di mata Sekjen PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti, pertemuan Jokowi-Prabowo itu penting, strategis, dan patut dicontoh pemimpin lain untuk saling bersilaturahim.
Ketua DPR Ade Komarudin pun menilai pertemuan tersebut dapat mendinginkan keadaan yang dianggap akan memanas.
Dalam pertemuan, Jokowi didampingi Menko Maritim Luhut Pandjaitan dan Mensesneg Pratikno. Seusai pertemuan, Prabowo menyatakan kedatangan Kepala Negara suatu kehormatan besar bagi-nya. “Saya hubungan baik sama beliau. Pernah rival, tetapi beliau baik sama saya.”
Prabowo berharap tercipta suasana baik dan sejuk, jangan sampai ada unsur pemecah belah bangsa. “Itu kita jaga. Kita negara majemuk. Banyak suku, agama, ras. Kalau ada masalah, kita selesaikan de-ngan sejuk dan damai.”
Jokowi memaknai pertemuan itu sebagai bukti tiada lagi rivalitas di antara mereka. Rivalitasnya dengan Prabowo, kata Jokowi, bisa kembali terjadi pada Pilpres 2019. “Namun, setelah itu bahu-membahu. membangun negara dari semua sisi,” ujar Jokowi.
Setelah bertemu Prabowo, Presiden hari ini dijadwalkan bersilaturahim dengan Majelis Ulama Indonesia, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, dan Pengurus Pusat Muhammadiyah di Istana Negara.
Dalam kesempatan berbeda, Presiden mempersilakan masyarakat berunjuk rasa. Meskipun demikian, Presiden mengingatkan agar hal itu tidak dilakukan secara anarkistis dan tidak memaksakan kehendak.
Di lain pihak, Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri khawatir unjuk rasa pada Jumat (4/11) akan memecah belah bangsa karena bisa diikuti daerah lain.
Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh mengatakan kontestasi pilkada menjadi tidak berarti bila akhirnya membuat masyarakat terpecah belah. Menurutnya, persatuan dan kesatuan negeri jauh lebih penting ketimbang kemenangan dalam pilkada. (Bay/Pol/Gol/Jay/Aya/X-6)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved