Polisi Bantah tidak Lakukan Upaya Maksimal Selamatkan Nyawa Sultan

Arga Sumantri
22/10/2016 21:01
Polisi Bantah tidak Lakukan Upaya Maksimal Selamatkan Nyawa Sultan
(ANTARA)

POLISI membantah penanganan terhadap Sultan Aziansyah tidak sesuai prosedur. Sultan merupakan pelaku penyerangan tiga polisi di Cikokol, Tangerang, Banten, Kamis (20/10).

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Awi Setiyono menyatakan sikap polisi menembak sudah berdasarkan protap (prosedur dan ketetapan). Timah panas dilesatkan polisi lantaran pelaku sudah masuk kategori membahayakan.

"Sekarang gini ya, ada orang membabi buta bawa senjata tajam, kemudian menyerang anggota polisi, Kapolsek sampai menembak itu karena dia tahu anak buahnya tertusuk," kata Awi.

Menurut Awi, Kapolsek Tangerang Kota Kompol Effendi sudah benar bertindak. Pasalnya, Effendi mengaku sudah lebih dulu memberikan tembakan peringatan. Namun, hal itu tidak diindahkan pelaku. Bahkan pelaku semakin membabi buta dengan menyerang polisi yang ada di sekitarnya.

"Dia sudah berikan tembakan peringatan dan menikam Kapolsek, udah begitu masa kita masih kompromi," tandas dia.

Awi juga membantah penanganan medis terhadap Sultan di RS Polri Kramat Jati tidak maksimal. Awi menyebut tim medis sudah berupaya menyelamatkan nyawa Sultan di rumah sakit.

"Kita punya RS sendiri untuk keselamatan dan pengamanan juga terjamin. Tapi tadi, karena luka tembaknya parah maka tidak bisa dihindari (mati). Ini sudah risiko. Masa nunggu polisinya mati dulu, kan enggak," ungkap Awi.

Meninggalnya Sultan sempat disayangkan sejumlah pihak. Sebab, jika Sultan masih hidup, polisi bisa merangkai dugaan keterlibatan Sultan dengan jaringan kelompok teror lainnya.

Tapi, apa mau dikata. Nyawa Sultan tidak tertolong. Sultan meninggal karena kehabisan darah. Keluarga telah memakamkam jenazah Sultan di TPU Sodong, Tigaraksa, Kabupaten Tangerang.

Sultan Aziansyah, menyerang tiga polisi secara membabi buta di Cikokol, Tangerang, Kamis (20/10). Pemuda berusia 22 tahun itu menyerang menggunakan golok. Dia juga sempat melempar benda yang diduga bom ke dalam pospol sebelum ditembak petugas.

Kapolsek Tangerang Kota, Kompol Effendi mengalami luka tusuk di dada. Sementara anggota polisi lain, Iptu Bambang Haryadi terluka di dada dan punggung kiri dan Bripka Sukardi menderita luka bacok di punggung dan lengan.

Dari lokasi kejadian, polisi menyita barang bukti satu pisau, satu badik, satu sarung badik, dua benda diduga bom pipa, satu tas hitam, satu sorban putih, dan satu stiker berlambang Islamic State (IS). (MTVN/OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya