Kampanye Hitam Bentuk Kedangkalan Rasionalitas Timses

Gaudensius Suhardi
10/10/2016 11:39
Kampanye Hitam Bentuk Kedangkalan Rasionalitas Timses
(Ramses Lalongkoe -- plus.google.com)

KAMPANYE hitam atau black campaign kerap digunakan dalam memproduksi pesan politik kepada publik saat pelaksanaan pesta demokrasi. Kampanye hitam sering memuat materi kampanye dengan isu-isu mengada-ada dan cenderung mengandung fitnah yang tidak dapat dibuktikan kebenarannya.

Menanggapi kondisi itu, pengamat politik Maksimus Ramses Lalongkoe saat diminta tanggapannya kepada Media Indonesia.com, Senin (10/10), mengatakan kampanye hitam merupakan bentuk nyata kedangkalan rasionalitas sesorang atau sekelompok orang dalam menghadapi lawan politik. Kampanye hitam merusak citra pasangan calon dan berdampak pada beralihnya pemilih terhadap calon.

"Kampanye hitam itu sesunguhnya bentuk nyata dari dangkalnya rasionalitas seseorang atau sekelompok orang tim sukses dalam menghadapi lawan politik. Kampanye hitam tidak jarang memuat materi kampanye dengan isu-isu mengada-ada dan cenderung mengandung fitnah yang tidak dapat dibuktikan kebenarannya," ujarnya.

Kedangkalan rasionalitas, lanjut Ramses, membuat mereka berpikir sempit. Mereka tidak memahami jika cara kampanye yang dilakukan justru berpotensi besar menurunkan citra dan elektabilitas calon yang diusung.

Di sini peran penting calon untuk mengendalikan pendukung atau tim susksesnya agar materi kampanye hitam itu tidak melebar ke mana-mana. Namun, kalau pasangan calon juga turut serta memperlebar isu berarti pasangan calon juga bagian dari kelompok kedangkalan rasionalitas.

"Saya pikir kampanye hitam itu justru berpotensi besar menurunkan citra dan elektabilitas calon yang mereka usung. Seharus calon harus mampu mengendalikan kondisi ini bukan malah ikut menggoreng bersama isu. Kalau ini yang terjadi maka pasangan calon juga bagian dari kelompok kedangkalan rasionalitas itu," ucap Ramses.

Menurut Dosen Universitas Mercu Buana itu, pesta demokrasi sesungguhnya bagian yang tidak terpisahkan dari proses pendidikan politik bersama. Penyampaikan materi kampanye yang baik merupakan bentuk pendidikan politik yang baik kepada masyarakat.

Dalam Pilkada DKI Jakarta, ia berharap pasangan calon harus mampu mengendalikan pendukung dan tim sukses agar tidak terjebak pada pola-pola politik busuk yang tidak memberikan pendidikan politik yang baik kepada masyarakat. (OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya