Pengamat: Tokoh-Tokoh Kontroversial Sebaiknya tidak Muncul di Publik

Micom
08/10/2016 21:40
Pengamat: Tokoh-Tokoh Kontroversial Sebaiknya tidak Muncul di Publik
(MI/SUSANTO)

PENGAMAT Politik Maksimus Ramses Lalongkoe menyarankan kepada seluruh tokoh kontroversial di mata publik untuk lebih irit bicara dan lebih pantas menyampaikan pendapat kepada publik terkait calon Gubernur dan Wakil Gubernur yang mereka dukung dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017.

Hal ini ia sampaikan kepada wartawan di Jakarta, Sabtu (8/10). Tokoh-tokoh kontroversial, kata pria yang biasa disapa Ramses ini, cenderung menyampaikan pendapat dan pandangan yang diperdebatkan publik luas. Akibatnya, calon yang didukung ikut terseret dalam perdebatan bahkan dihujat habis-habisan.

"Saya menyarankan sebaiknya tokoh-tokoh yang dianggap kontroversi di tengah publik perlu irit bicara. Mereka sebaiknya berada di balik layar perjuangan saja daripada calon yang didukung ikut terseret dalam perdebatan bahkan ikut dihujat publik luas," kata Ramses.

Lebih lanjut ia mengatakan, fenomena selama ini terutama saat Pilkada banyak calon yang dihujat publik akibat pernyataan tokoh-tokoh kontroversial yang tidak terukur. Pernyataan-pernyataan mereka justru menyayat hati publik padahal publik menyukai calon tersebut.

"Saya melihat ada fenomena dalam Pilkada di mana pernyataan para tokoh-tokoh kontroversi yang menyayat hati publik membuat publik atau pemilih mendukung calon lain akibat ulah tokoh kontroversi yang kurang cerdas menyampaikan pandangannya," lanjutnya.

Saat ditanya siapa-siapa tokoh kontroversi yang dimaksud, Dosen Komunikasi Politik Universitas Mercua Buana ini mengatakan, di setiap pasangan calon pasti ada sosok-sosok yang dianggap kontroversi. Tim masing-masing pasangan calon sudah tahu siapa-siapa saja mereka tanpa disebutkan namanya.

"Iya saya kira tidak etis menyebut nama mereka, tapi tim pasangan calonkan tahu mereka-mereka itu dan publik juga tahu siapa-siapa saja yang kerap memberikan pernyataan yang cenderung berdampak negatif terhadap penilaian publik," pungkasnya. (RO/OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya