TNI AD Kembangkan Aplikasi Pertahanan Negara Lewat Hackathon

Dede Susianti
08/10/2016 17:53
TNI AD Kembangkan Aplikasi Pertahanan Negara Lewat Hackathon
(ANTARA)

UNTUK mengimbangi perang teknologi informasi, Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) melakukan modernisasi terhadap alat utama sistem pertahanan (alutsista). Termasuk di dalamnya pengembangan aplikasi pertahanan negara.

Modernisasi itu salah satunya dilakukan dengan melahirkan inovasi baru.

Untuk mencari inovasi-inovasi baru sistem pertahanan itu, ratusan ahli teknologi informasi (IT) dari berbagai penjuru Nusantara dilibatkan melalui Hackathon Nasional 2016.

Hackathon Kartika Eka Paksi Cipta Yudha TNI AD merupakan sebuah kompetisi bagi para ahli teknologi dan pengembang IT Indonesia untuk menyumbangkan ide-ide inovatif mereka dalam pengembangan aplikasi pertahanan negara.

Kompetisi itu bertema 'Melalui Teknologi Informasi Rakyat berperan Aktif untuk Terwujudnya TNI AD yang Kokoh dan Kuat dalam rangka Mendukung Tupok TNI'.

Kompetisi digelar selama tiga hari mulai dari 7 hingga 9 Oktober mendatang di Pusdikzi (Pusat Pendidikan Zeni) TNI AD, di Jalan Sudirman, Kota Bogor, Jawa Barat.

"Ini momen hari ulang tahun TNI. Maka pada kesempatan ini dan untuk yang pertama kali, TNI AD mengadakan lomba Hackhaton," kata Kepala Staf TNI AD (KSAD) Jenderal TNI Mulyono dalam keterangan persnya seusai membuka acara tersebut, di Bogor, Sabtu (8/10).

Dia menyatakan apresiasinya karena kegiatan perdana itu mendapat respons bagus.

"Saya apresiasi kegiatan ini. Ternyata pesertanya cukup banyak. Antusiasme tinggi, bahkan mereka yang memiliki kemampuan IT itu datang dari seluruh Indonesia," ungkapnya.

Dia menyebutkan ada sekitar 400 orang yang mendaftar. Namun, dari jumlah itu kemudian diseleksi konsep rancangannya sehingga yang lolos sebanyak 216 orang dan dibagi menjadi 64 tim.

"Kegiatan ini konteksnya pengembangan teknologi kekinian. Kami ingin mewadahi inovasi-inovasi dari anak bangsa, generasi muda, yang saya yakini mereka memiliki kemampuan IT yang sangat tinggi," jelas KSAD.

Melalui kegiatan itu, pihaknya berharap akan menyusul inovasi-inovasi baru lainnya dari pemuda-pemuda Indonesia ke depan.

"Saya berharap ini bisa menjadi temuan awal untuk kita survei dan akan ditindaklanjuti untuk kepentingan angkatan darat," katanya.

Masih menurutnya, kondisi terkini mengenai perkembangan teknologi dan informasi lainnya memang tidak bisa dibendung. Sehingga, lanjutnya, dalam setiap perancangan autsista rancangan-rancangan sarana dan prasarana yang digunakan oleh AD, harus mampu menjawab.

Dia mengatakan, pihaknya harus mengantisipasi, mencegah atau mengidentifikasi kemungkinan- kemungkinan, ancaman terhadap NKRI.

Deteksi dini TNI, katanya, dilakukan trrhadap semua sarana dan prasarana yang digunakan. Termasuk dengan kegiatan di pos-pos perbatasan, di tempat-tempat yang kaitan dengan teknologi.

"Itu syarat dengan kemungkinan ancaman lawan," ujarnya.

Sementara itu, ada tiga kategori yang dilombakan yaitu operasi, teritorial, dan dukungan.

Pengembang IT dengan ide pengembangan aplikasi terbaik dan terpilih akan secara otomatis menjadi anggota dari komunitas IT TNI AD. Dia juga berhak mengikuti lomba, dan berkesempatan memenangkan total hadiah puluhan juta rupiah.

Peserta IT developer yang terpilih ini juga akan dilegalisasi dengan kartu anggota yang ditandatangani pejabat terkait, pin anggota, merchandise TNI AD, dan sertifikasi keikutsertaan yang ditandatangani KSAD.

"Setelah kegiatan ini selesai, saya juga incer mereka. Kalau orang-orang yang bagus ini ingin jadi tentara, nanti saya rekrut jadi tentara. Ingin jadi PNS, saya pakai, karena saya tidak ingin kemampuan-kampuan itu terlantar. Saya juga ingin kuasai dari pemenang. Saya jamin, kalau mereka mau jadi tentara saya rekrut untuk kepentingan kita," pungkas Mulyono.

Salah satu peserta yang ikut ialah Wilman dari Cikur Us Secure. Dia mencoba mengembangkan sistem atau aplikasi yang dinamainya Patok (passive radar technologi monitoring kit). Kategori yang dia ikuti adalah teritori, yang mana sistem atau aplikasi itu untuk memonitor batas wilayah. (OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya