Ahok-Djarot Memilih Fokus Bekerja

Nuriman Jayabuana
06/10/2016 05:40
Ahok-Djarot Memilih Fokus Bekerja
(ANTARA/M Agung Rajasa)

KANDIDAT petahana Basuki Tjahaja Purnama menegaskan tidak ambil pusing dengan survei menjelang pilkada DKI Jakarta.

Fokus bekerja lebih baik ketimbang memikirkan persoalan elektabilitas.

Ahok mengatakan, dengan fokus bekerja, biar nanti warga Jakarta yang mengonversi hasilnya menjadi elektabilitas. Urusan kampanye juga telah dipikirkan tim pemenangan.

"Artinya, tim harus kerja keras, bagus itu kan. Jadi, saya katakan, saya tidak perlu bayar lembaga survei. Enak kan numpang aja gitu kan?" tutur Ahok di Balai Kota, kemarin.

Ia pun tidak menghiraukan jika ada lembaga survei yang menghubungkan tingkat elektabilitasnya dengan kebijakan penertiban dan relokasi penduduk yang menempati kawasan ilegal di bantaran sungai.

Ahok hanya mengatakan sudah menjadi tugasnya merapikan Jakarta supaya menjadi lebih manusiawi.

Manusiawi yang dimaksud ialah dengan memberi fasilitas lebih baik berupa rumah susun (rusun) dan fasilitas pendidikan serta kesehatan.

Hal senada diungkapkan Wakil Gubernur DKI Djarot Saiful Hidayat.

Bagi dia, survei hanya dijadikan sebagai masukan bagi Ahok-Djarot jelang kontestasi Pilkada DKI 2017.

"Bagi kami, itu menjadi pengetahuan saja. Tapi alhamdulillah kan kita masih lebih unggul daripada yang lain."

Untuk saat ini, menurut Djarot, masih banyak agenda prioritas pembangunan di Jakarta yang perlu terus dikejar.

"Karena lima tahun saja belum cukup untuk membereskan seluruh persoalan di Jakarta."

Oleh karena itu, ia merasa perlu untuk menuntaskan berbagai agenda pembangunan yang dijalankan sejak Presiden Joko Widodo menduduki kursi DKI satu.

"Karena sudah kepalang tanggung. Banyak agenda yang harus dituntaskan."

Berbagai agenda prioritas itu, di antaranya pengerjaan proyek MRT dan LRT, normalisasi sungai, peningkatan layanan Kartu Jakarta Pintar, dan pemberian hunian layak bagi warga DKI.

"Dan pelayanan publik yang cepat, responsif, dan bebas suap-menyuap harus terus kita lakukan."


Berjualan pernik

Dalam penyusunan tim pemenangan, relawan Teman Ahok tidak dimasukkan ke daftar tim pemenangan pasangan bakal calon petahana Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat.

Absennya Teman Ahok dalam daftar pemenangan, menurut Ahok, disebabkan Teman Ahok sudah berbentuk yayasan dan tidak tergabung dalam parpol.

"Teman Ahok sudah memutuskan tidak mau di dalam parpol karena mereka sudah jadi yayasan sendiri. Dia mau kerja sendiri," katanya.

Namun demikian, mekanisme penggalangan dana melalui jamuan pertemuan makan berbayar yang diselenggarakan Teman Ahok sudah disampaikan ke seluruh parpol pendukung.

Teman Ahok pun tetap akan melaporkan diri ke KPUD.

Ahok melanjutkan, nantinya segala merchandise kampanye pasangan Ahok-Djarot akan sepenuhnya diurus Teman Ahok.

Merchandise itu akan khusus bermerek Teman Ahok.

"Sudah dipatenkan dia. Jadi, merek Teman Ahok sudah jadi milik mereka. Mereka akan jual merchandise, mereka akan buka di mal," lanjut Ahok.

Sementara itu, mantan Koordinator Tim Pemenangan Ahok, Nusron Wahid, menyatakan ia memilih untuk fokus menjalankan tugas sebagai Kepala BNP2TKI.

"Presiden minta saya fokus benahi urusan TKI. Ojo kakean politik (jangan terlalu banyak mengurus politik). Fokus urusin TKI Timur Tengah, biar cepat ada solusi," ujar Nusron.

Ia mengungkapkan tugas menjadi penanggung jawab tak mengharuskannya menjadi juru kampanye di lapangan.(Nov/Aya/P-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zen
Berita Lainnya