Isu SARA tidak Cocok untuk Demokrasi Modern

Nyu
17/9/2016 06:20
Isu SARA tidak Cocok untuk Demokrasi Modern
(MI/ARYA MANGGALA)

SUHU politik di pilkada DKI Jakarta yang memanas jelang masa pendaftaran dan masa kampanye jangan sampai membuat masyarakat Jakarta terjebak pada isu-isu suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).

Hal itu dikatakan rohaniwan Franz Magnis-Suseno dalam diskusi DKI Jakarta Menuju Pemilihan Gubernur yang Bermartabat yang diadakan Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) di Jakarta, kemarin.

Magnis menyatakan, meski suhu politik memanas, penggunaan isu SARA untuk menjatuhkan lawan politik tidak bisa dibenarkan sama sekali.

Menurutnya, manusia yang bermartabat tidak bisa dinilai atas dasar SARA.

Apalagi DKI Jakarta sebagai barometer provinsi di Indonesia seharusnya sudah bisa meninggalkan isu-isu SARA dan lebih mementingkan sisi kualitas para calon.

"Manusia tidak dinilai atas dasar ras. Jangan diributkan dari sudut ras, diributkan dari sudut kualitas orang," ujar Magnis.

Di tempat sama, Sekretaris Eksekutif Bidang Keadilan dan Perdamaian PGI Pendeta Hendrik Lokra meminta isu SARA dalam pilkada DKI Jakarta dihentikan.

Isu SARA merupakan isu lampau yang tidak lagi cocok diterapkan di masa demokrasi modern.

Perbedaan, kata Hendrik, merupakan keniscayaan yang tidak bisa ditolak dan masyarakat harus menerima dengan dewasa.

"Bukankah cita-cita kemerdekaan Indonesia ini urusan bersama kita, bukan urusan kelompok atau ras tertentu. Urusan publik itu urusan semua orang," ucapnya.

Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengaku dirinya tidak akan menggunakan isu SARA untuk menjatuhkan lawan di pilkada mendatang.

Baginya, isu SARA tidak akan digubris masyarakat Jakarta

"Saya sudah selesai dengan SARA. Sudah tidak relevan lagi, waktu mulai proses bakal calon saya bentuk relawan yang akomodasi dari segala pihak."

Mengenai program-program pembangunan, Sandiaga mengapresiasi Pemprov DKI Jakarta di bawah komando Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

Terbukti beberapa lembaga merilis sebanyak 58,9% masyarakat menilai pembangunan sudah berada di jalur yang tepat.

"Kalau sudah baik, kita katakan baik," kata Sandiaga. (Nyu/P-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zen
Berita Lainnya