Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Kumpulan Berita DPR RI
PRESIDEN Joko Widodo meyakini di waktu yang akan datang Indonesia mampu memproduksi senjata strategis sendiri dalam upayanya mewujudkan kemandirian alat utama sistem pertahanan (alutsista).
Hal itu disampaikan Presiden Jokowi saat meninjau langsung Latihan Armada Jaya 2016 dari KRI Banjarmasin-592 yang berada di Laut Jawa.
Presiden dalam kesempatan tersebut menyinggung soal kemandirian alutsista TNI. Presiden berharap segala senjata strategis buatan negara lain yang saat ini dimiliki Indonesia dapat dipelajari untuk kemudian dikembangkan lebih lanjut di Indonesia.
"Semua senjata-senjata strategis akan kita buat sendiri. Saya kira kalau sekarang kita beli ya tidak hanya beli saja. Kita pelajari apa memungkinkan industri strategis kita memproduksi itu. Saya kira semuanya kalau dipelajari bisa mendukung kemandirian itu," ujar Presiden Jokowi, di Situbondo, Jawa Timur, Rabu (14/9).
Adapun, Latihan Armada Jaya 2016 tersebut digelar setiap dua tahun dengan tujuan untuk mengukur kemampuan prajurit serta mengukur kekuatan operasional dalam keterpaduan Sistem Senjata Armada Terpadu dalam mendukung operasi gabungan TNI ke depan.
Dalam latihan yang berlangsung kurang lebih sekitar 60 menit tersebut dipertontonkan sejumlah atraksi dan demo keterampilan pasukan TNI Angkatan Laut.
Salah satu keterampilan yang diperlihatkan kepada Presiden ialah peluncuran roket antikapal selam jenis RBU 6000 dari empat KRI, yakni Kapal Kujang, Kapal Layang, Kapal Clurit, dan Kapal Ajax.
Selain itu, Presiden Jokowi juga menyaksikan uji coba senjata strategis milik TNI AL yang berupa peluru kendali C-705 dan Torpedo 'Surface and Underwater Torpedo' (SUT) dengan sasaran KRI Karimata 960 dan memberikan aba-aba untuk penembakan peluru kendali.
"Latihan ini dilakukan untuk uji coba senjata-senjata strategis yang kita punyai. Tadi sudah dicoba rudalnya, sudah dicoba juga meriam artilerinya dan juga roket-roket anti kapal selam. Karena tanpa latihan-latihan rutin seperti ini kita tidak akan bisa mengerti dan memperbaiki senjata-senjata strategis yang kita punyai," terangnya.
Keesokan harinya, latihan akan dilanjutkan dengan pendaratan pasukan amfibi di Situbondo. Rencananya, latihan tersebut akan melibatkan kurang lebih 7.500 prajurit.
"Saya kira latihan ini memang harus dilaksanakan setiap tahun, setiap dua tahun dan akan kita tunjukkan bahwa kemampuan-kemampuan senjata strategis kita tidak kalah dengan negara-negara lain," pungkasnya.
Turut mendampingi Presiden dalam acara tersebut Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Gubernur Jawa Timur Soekarwo, dan KSAL Laksmana TNI Ade Supandi. (OL-5)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved