BIN Diminta Fokus ke Ranah Intelijen Internasional

Christian Dior Simbolon
08/9/2016 21:05
BIN Diminta Fokus ke Ranah Intelijen Internasional
(ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf)

MANTAN Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) AM Hendropriyono mengusulkan agar lembaga tersebut lebih fokus menangani permasalahan intelijen di luar negeri. Menurut dia, perubahan fungsi BIN diperlukan guna meminimalisasi potensi ancaman terorisme global.

Salah satu potensi ancaman terdekat ialah rencana Islamic State (IS) yang berbasis di Irak dan Suriah akan memindahkan basis operasinya ke Filipina selatan. Jika rencana itu terealisasi, menurut dia, Indonesia akan rentan terhadap serangan teroris.

"Apalagi, isu SARA (suku, agama, ras, dan antargolongan) semakin berkembang. Jika benar rencana itu, posisi Indonesia terhadap serangan ISIS sangat terbuka dan rentan. Kalau BIN ditugaskan untuk isu luar negeri, maka BIN bisa menggerakkan semua jejaring luar negeri, dengan intelijen internasional untuk mencegahnya," ujar Hendropriyono di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Kamis (8/9).

Untuk urusan intelijen dalam negeri, fungsi BIN bisa diambil alih oleh intelijen kepolisian. Adapun Badan Intelijen Strategis (Bais), menurut Hendropriyono, bisa lebih fokus mengawal kedaulatan republik dalam konteks pertahanan keamanan.

"Karena itu, saya usul agar BIN fokus melaksanakan operasi intelijen yang domainnya internasional. Jangan sampai rencana ISIS memindahkan basis operasinya ke Filipina terlaksana," cetusnya.

Terkait Kepala BIN yang kini dipegang kalangan sipil, Hendropriyono mengatakan, hal tersebut tidak akan menimbulkan masalah internal. Ia menilai, Budi Gunawan mampu bekerja sama dengan semua pihak di internal BIN.

"Budi Gunawan juga orang yang cerdas. Yang dibutuhkan di dunia intelijen memang bukan manuver fisik seperti polisi dan tentara. Intelijen itu intelektual," tandasnya. (OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya